Hukum dan etika media
komunikasi
Hukum dan etika media komunikasi
merupakan peraturan perilaku formal yang dipaksakan oleh otoritas berdaulat,
seperti pemerintah kepada rakyat atau warga negaranya. Dalam ranah media massa,
ada beberapa regulasi yang mengatur penyelenggaraan dan pemanfaatan media
massa. Selain undang-undang dan peraturan-peraturan lain yang dibuat oleh
lembaga legislatif ataupun pemerintah tersebut, perlu adanya pedoman
berperilaku lain yang tidak memberi sanksi fisik, baik berupa penjara atau
denda, namun lebih pada sanksi moral untuk mengatur manusia dalam berinteraksi
dengan media yang memiliki aspek yang kompleks berupa etika.
Komunikasi adalah "suatu
proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan
masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain".Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.Apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.[butuh rujukan] Cara seperti
ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain.
Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan
gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
nonverbal.
Sejarah komunikasi
Komunikasi atau communicaton
berasal dari bahasa Latin communis yang berarti 'sama'.Communico, communicatio
atau communicare yang berarti membuat sama (make to common).Secara sederhana
komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan
orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan
kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on
our ability to understand one another).
Pada awalnya, komunikasi
digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada
organisme awal digunakan untuk reproduksi.Seiring dengan evolusi kehidupan,
maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga
ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit
seperti tarian kawin pada ikan.
Manusia berkomunikasi untuk
membagi pengetahuan dan pengalaman.Bentuk umum komunikasi manusia termasuk
bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa
interaktif, komunikasi transaktif|transaktif, komunikasi bertujuan|bertujuan,
atau komunikasi tak bertujuan|tak bertujuan
Melalui komunikasi, sikap dan
perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan
tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat
ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah
dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting
khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai
“penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi
yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter
seiring dengan industrialisasi bidang usaha yang besar dan politik yang
mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen
sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi
pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam
komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.
Komponen komunikasi
Komponen komunikasi adalah
hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik.[butuh
rujukan] Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
·
Pengirim
atau komunikator (sender) adalah
pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
Komunikator
(sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan
suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa
informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti
kedua pihak.
·
Pesan
(message) adalah isi atau maksud yang
akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
Pesan (message)
itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara
langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon,
surat, e-mail, atau media lainnya.[butuh rujukan]
·
Saluran (channel) adalah media dimana pesan
disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka)
saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
media (channel)
alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan
·
Penerima
atau komunikate (receiver) adalah
pihak yang menerima pesan dari pihak lain
Komunikan
(receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang
diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
·
Umpan
balik (feedback) adalah tanggapan
dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
Komunikan (receiver)
memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan
kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si
pengirim.
·
Aturan yang
disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan
dijalankan ("Protokol")
Model-model komunikasi
Dari berbagai model komunikasi
yang sudah ada, di sini akan dibahas tiga model paling utama, serta akan
dibicarakan pendekatan yang mendasarinya dan bagaimana komunikasi
dikonseptualisasikan dalam perkembangannya.
·
Model
Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan
oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical
of Communication. Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear
karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu
model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran
(channel).[butuh rujukan] Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi
linear (linear communication model).Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen
kunci: sumber (source), pesan (message) dan penerima (receiver) Model linear
berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima.[butuh rujukan] Tentu
saja hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan
dalam proses komunikasi.
·
Model
Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh
Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah
di antara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah:
dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses
melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para peserta
komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan
potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran
orang lain.Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima
mempunyai kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model
interkasional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu
pesan.
·
Model
transaksional
Model komunikasi transaksional
dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970.Model ini menggarisbawahi pengiriman
dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode
komunikasi.[butuh rujukan] Komunikasi bersifat transaksional adalah proses
kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak
dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Model transaksional berasumsi bahwa
saat kita terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik
dengan elemen verbal dan nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi
(komunikator) melalukan proses negosiasi makna.
Perlunya Etika Komunikasi
Etika adalah pedoman atau aturan
moral untuk situasi-situasi dimana media memiliki efek negatif dan hukum tidak
bisa menjaga tingkah laku. Kode etik kebanyakan diciptakan oleh organisasi
profesional. Etika adalah peraturan moral yang menuntun tingkah laku seseorang.
Para pendidik yang memainkan peran yang penting dalam menerapkan etika. Etika
merupakan komponen yang penting dalam pendidikan jurnalisme. Di dalam
jurnalisme terdapat beberapa etika yang harus dipatuhi yaitu akurasi, keadilan,
kerahasiaan, privasi. Saat ini informasi yang disajikan oleh media telah
berubah menjadi komoditi dan mimetisme. Berkat media,budaya baru telah
terbentuk dan masyarakat telah berubah karenanya. Mengatasi keseimbangan antara
tugas membimbing masyarakat lewat program-program yang disuguhkan kepada
masyarakat dan pemenuhan tugas sebagai alat produksi ekonomi. Media pun
membangun image sebagai kebutuhan masyarakat dan juga pencapai kebutuhan
ekonomi baginya. Yang menjadi masalah yaitu sikap dari masyarakat yang tidak
menunjukkan adanya perlawanan atas bentuk program yang ditawarkan oleh media
sehingga media perlu membawa etika dan menerapkan dampak di dalam masyarakat
yang harus dilindungi dan mengurangi adanya penyalahgunaan dari dampak negatif
media itu sendiri.
Dimensi Etika Komunikasi
Tujuan
·
nilai-nilai yang ada dalam Demokrasi
·
hak manusia untuk berekspresi
·
hak yang dimiliki publik akan informasi yang
benar
Aksi
·
tatanan aturan Hukum dan institusi
·
hubungan - hubungan kekuasaan
·
mempunyai peran asosiasi, lembaga konsumen,
komisi pengawas
Sarana
·
kesadaran akan moral atau nurani aktor
komunikasi
·
ilmu deontologi jurnalisme
Media sebagai Sarana Publik
Fungsi media dapat digunakan
sebagai sarana kritik terhadap kekuasaan dan kontrol masyarakat. Selain itu
media juga berfungsi sebagai ruang publik atau ruang antara publik. Namun
prinsip berita buruk merupakan berita baik mendorong media untuk membuat
pemberitaan terkait skandal maupun keburukan pemerintah. Hal ini menyebabkan
pemerintah menjadi apriori terhadap pers. Pemerintah tidak bisa melihat sisi
positif dari kebebasan pers. Padahal pemberitaan yang dilakukan pers dapat
memberikan fungsi audit yang gratis untuk kinerja pemerintah. Pers berperan
dalam mengangkat aspirasi publik, kelompok-kelompok pinggiran maupun kaum lemah.
Kemudian mendiskusikan urusan-urusan publik, memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk berdialog dan bernegosiasi dengan pemegang kekuasaan atau
perumus kebijakan serta sebagi media pertukaran gagasan, menyerap
aspirasi-aspirasi politik.
Kekerasan Media
Kesalahan lain
media yaitu menyajikan pesan kekerasan di dalam program yang disiarkan tanpa
memikirkan usia individu yang menontonnya. Telah terjadi banyak kasus yang
menyeret nama media sebagai pelaku tindak kekerasan berbagai golongan
masyarakat. Nilai-nilai itu dapat mempengaruhi tanpa sadar masyarakat yang
menontonnya. Maka etika komunikasi mau tak mau juga harus merumuskan,
mendefinidikan dan menentukan batas-batas kekerasan. berdasarkan peristiwa yang
terjadi di Amerika Serikat, pada tanggal 20 April 1999, dua siswa, Dylan
Klebold (18 tahun) dan Eric Harris (17 tahun), melakukan penembakan secara
brutal dengan senapan mesin pada jam sekolah di Sekolah Menengah Atas
Columbine, Littleton, Colorado, Amerika Serikat. Bergaya koboi, kedua remaja
ini menembakkan peluru dari senapan mesinnya di kantin, di ruang kelas, lorong
koridor, dan teras depan sekolah. 12 siswa dan seorang guru tewas terbunuh.
Lebih dari 20 orang luka-luka. Kedua pelaku pun bunuh diri dengan menembak diri
usai serangan membabi buta. Pembantaian ala koboi itu terjadi kembali
berkali-kali di negeri paman Sam itu pada tahun-tahun terakhir ini dan jumlah
korban semakin lebih banyak. Dalam hal ini, maka etika komunikasi diciptakan
agar dapat mendukung pihak yang rentan menjadi korban kekerasan media, tanpa
terjebak bersikap represif.
Tanggung Jawab Media
Pertama, media harus menyajikan
“pemberitaan yang benar, komprehensif dan cerdas.” Media dituntut] untuk selalu
akurat, dan tidak berbohong. Fakta harus disajikan sebagai fakta, dan pendapat
harus dikemukakan murni sebagai pendapat. Kriteria kebenaran juga dibedakan
menurut ukuran masyarakat: Masyarakat sederhana dan masyarakat modern.
Kedua, media harus berperan sebagai
forum pertukaran pendapat, komentar dan kritik. Karenanya, media tak hanya
berfungsi sebagai sumber informasi melainkan juga forum penyelesaian masalah.
Setiap masalah yang menjadi urusan publik dan berhubungan dengan publik
disodorkan oleh media, untuk kemudian dibahas bersama dan dicarikan jalan
keluar.
Ketiga, media harus menyajikan gambaran
khas dari setiap kelompok masyarakat. Syarat ini menuntut media untuk memahami
karakteristik dan juga kondisi semua kelompok di masyarakat tanpa terjebak pada
stereotipe. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya konflik sosial di
masyarakat terkait dengan isi berita yang disajikan.
Keempat, media harus selalu menyajikan
dan menjelaskan tujuan dan nilai-nilai masyarakat. Ini tidak berarti media
harus mendramatisir pemberitaannya, melainkan berusaha mengaitkan
suatuperistiwa dengan hakikat makna keberadaan masyarakat dalam hal-hal yang
harus diraih. Hal ini karena media merupakan instrumen pendidik masyarakat
sehingga media harus “memikul tanggung jawab pendidik dalam memaparkan segala
sesuatu dengan mengaitkannya ke tujuan dasar masyarakat.”
Kelima, media “harus membuka akses ke
berbagai sumber informasi.”Masyarakat industri modern membutuhkan jauh lebih
banyak ketimbang di masa sebelumnya. Alasan yang dikemukakan adalah dengan
tersebarnya informasi akan memudahkan pemerintah menjalankan tugasnnya. Lewat
informasi, sebenarnya media membantu pemerintah menyelesaikan berbagai
persoalan yang terjadi dalam masyarakat.
Referensi
1.
^ a b c d e f Komala, Lukiati. 2009. Ilmu
Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks. Bandung: Widya Padjadjaran
2.
^ a b c Mulyana, Deddy Prof. Imu Komunikasi
Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya. 2007
3.
^ a b c d e Rohim,Syaiful.2009. Teori Komunikasi:
Perspektif,Ragam, & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta
4.
^ a b West, Richard & Lynn H. Turner. 2007.
Introducing Communication Theory. Third Edition. Singapore: The McGrow Hill
companies.
5.
^ a b c (Indonesia) Larry Gonick, Kartun (non)
Komunikasi, guna dan salah guna informasi dalam dunia modern. Kepustakaan
Populer Gramedia, Juli 2007. (diterjemahkan dari Guide to (non) Communication
HarperClollins Publisher, Inc copyright 1993. ISBN 978-979-9100-75-7
6.
^ a b c Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
7.
^ Wiryanto,Dr. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi.
Jilid I. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar