Asimilasi (assimilation)
Asimilasi dapat
didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara
orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha
untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan
memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
Dalam pengertian yang
berbeda, khususnya berkaitan dengan interaksi antar kebudayaan, asimilasi
diartikan sebagai proses sosial yang timbul bila ada: (1) kelompok-kelompok
manusia yang berbeda kebudayaannya, (2) individu-individu sebagai anggota
kelompok itu saling bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang
relatif lama, (3) kebudayaan-kebudayaan dari kelompok manusia tersebut
masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri. Biasanya golongan-golongan
yang dimaksud dalam suatu proses asimilasi adalah suatu golongan mayoritas dan
beberapa golongan minoritas.
Dalam hal ini, golongan
minoritas merubah sifat khas dari unsur kebudayaannya dan menyesuaikannya
dengan kebudayaan golongan mayoritas sedemikian rupa sehingga lambat laun
kahilangan kepribadian kebudayaannya, dan masuk ke dalam kebudayaan mayoritas.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan identitas etnik dan kecenderungan
asimilasi dapat terjadi jika ada interaksi antarkelompok yang berbeda, dan jika
ada kesadaran masing-masing kelompok.
1.
Tingkatan Proses
Asimilasi (Multi-Stages of Assimilation)
Milton
M. Gordon (1968) mengemukakan suatu model asimilasi yang terjadi dalam proses
yang multi-tingkatan (multi-stages of
assimilation). Model asimilasi ini memiliki tujuh tingkatan.
a. Asimilasi budaya atau perilaku (cultural or behavioral assimilation);
berhubungan dengan perubahan pola kebudayaan guna menyesuaikan diri dengan
kelompok mayoritas
b. Asimilasi
struktural (structural assimilation);
berkaitan dengan masuknya kelompok minoritas secara besar-besaran ke dalam
klik, perkumpulan, dan pranata pada tingkat kelompok primer dari golongan
mayoritas
c. Asimilasi
perkawinan (marital assimilation);
berkaitan dengan perkawinan antar-golongan secara besar-basaran
d. Asimilasi identifikasi (identificational assimilation); berkaitan dengan kemajuan rasa
kebangsaan secara eksklusif berdasarkan kelompok mayoritas
e. Asimilasi
penerimaan sikap (attitude receptional
assimilation); menyangkut tidak adanya prasangka (prejudice) dari kelompok mayoritas
f. Asimilasi
penerimaan perilaku (behavior receptional
assimilation); ditandai dengan tidak adanya diskriminasi dari kelompok
mayoritas
g. Asimilasi kewarganegaraan (civic assimilation), berkaitan dengan
tidak adanya perbenturan atau konflik nilai dan kekuasaan dengan kelompok
mayoritas
Teori
asimilasi cultural Gordon, yang dalam banyak hal sering disebut akulturasi (acculturation), juga diperdebatkan.
Akulturasi merupakan sub-proses dari asimilasi dan mengindikasikan adanya
pergantian ciri-ciri budaya masyarakat minoritas dengan ciri-ciri budaya
masyarakat asli. Namun, akulturasi juga menunjukkan bahwa anggota-anggota
kelompok minoritas boleh jadi tetap memiliki sebagian ciri asli mereka, serta
membuang ciri-ciri lainnya. Kemudian mereka juga mungkin menerima sebagian ciri
budaya mayoritas dan menolak ciri-ciri lainnya.
Secara
aplikatif, Abdullah Idi (2009)9 menggunakan tingkatan proses asimilasi tersebut
untuk mendeskripsikan proses asimilasi etnis Cina dan Melayu di Bangka dengan
hasil sebagai berikut:
a. Asimilasi kultural (cultural assimilation) yang terjadi pada empat elemen kultural,
yaitu penggunaan bahasa Melayu, makanan khas dan pakaian Melayu, aktivitas
ritual/ seremonial tahunan dan konversi agama.
b. Asimilasi struktural (structural assimilation) telah terjadi secara luas, terutama
berkaitan dengan partisipasi orang Cina dalam kegiatan ekonomi dan pendidikan
c. Asimilasi perkawinan (marital assimilation), lebih sering terjadi di kalangan orang Cina
berstatus sosial ekonomi menengah ke bawah yang berada di desa-desa atau di
kota-kota dan pemukiman yang relatif tidak berjauhan dengan pemukiman orang
Melayu
d. Asimilasi identifikasi/ rasa kebangsaan (assimilation of identification), terjadi
pada derajat yang tinggi. Tidak terdapat perbedaan derajat yang signifikan
dalam berbagai pelapisan sosial masyarakat, baik Cina maupun Melayu di
perdesaan dan perkotaan
e. Asimilasi tanpa prasangka (unprejudiced attitude assimilation) dan
asimilasi tanpa diskriminasi (behavior receptional assimilation). Asimilasi
jenis ini di Bangka telah terjadi secara luas. Orang Cina, baik di kota-kota,
desa-desa, dan lingkungan-lingkungan tertentu, relatif tidak pernah mengalami
tindakan prasangka dan diskriminasi dari kelompok etnis mayoritas Melayu
Teori
tujuh tingkatan asimilasi Gordon, sebenarnya, tetap relevan digunakan dalam
penelitian asimilasi. Namun, teori asimilasi Gordon ini sulit diaplikasikan
dengan utuh. Hal ini mengingat bahwa setiap masyarakat cenderung memiliki
kondisi sosial dan ekonomi yang berbeda. Sementara itu, keadaan struktur sosial
dan ekonomi itu seringkali mempengaruhi keadaan asimilasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar