Minggu, 03 Januari 2016

asimilasi



Asimilasi (assimilation)
Asimilasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
Dalam pengertian yang berbeda, khususnya berkaitan dengan interaksi antar kebudayaan, asimilasi diartikan sebagai proses sosial yang timbul bila ada: (1) kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya, (2) individu-individu sebagai anggota kelompok itu saling bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang relatif lama, (3) kebudayaan-kebudayaan dari kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri. Biasanya golongan-golongan yang dimaksud dalam suatu proses asimilasi adalah suatu golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas.
Dalam hal ini, golongan minoritas merubah sifat khas dari unsur kebudayaannya dan menyesuaikannya dengan kebudayaan golongan mayoritas sedemikian rupa sehingga lambat laun kahilangan kepribadian kebudayaannya, dan masuk ke dalam kebudayaan mayoritas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan identitas etnik dan kecenderungan asimilasi dapat terjadi jika ada interaksi antarkelompok yang berbeda, dan jika ada kesadaran masing-masing kelompok.


1.     Tingkatan Proses Asimilasi (Multi-Stages of Assimilation)
Milton M. Gordon (1968) mengemukakan suatu model asimilasi yang terjadi dalam proses yang multi-tingkatan (multi-stages of assimilation). Model asimilasi ini memiliki tujuh tingkatan.
a. Asimilasi budaya atau perilaku (cultural or behavioral assimilation); berhubungan dengan perubahan pola kebudayaan guna menyesuaikan diri dengan kelompok mayoritas
b.  Asimilasi struktural (structural assimilation); berkaitan dengan masuknya kelompok minoritas secara besar-besaran ke dalam klik, perkumpulan, dan pranata pada tingkat kelompok primer dari golongan mayoritas
c.  Asimilasi perkawinan (marital assimilation); berkaitan dengan perkawinan antar-golongan secara besar-basaran
d. Asimilasi identifikasi (identificational assimilation); berkaitan dengan kemajuan rasa kebangsaan secara eksklusif berdasarkan kelompok mayoritas
e.  Asimilasi penerimaan sikap (attitude receptional assimilation); menyangkut tidak adanya prasangka (prejudice) dari kelompok mayoritas
f.   Asimilasi penerimaan perilaku (behavior receptional assimilation); ditandai dengan tidak adanya diskriminasi dari kelompok mayoritas
g. Asimilasi kewarganegaraan (civic assimilation), berkaitan dengan tidak adanya perbenturan atau konflik nilai dan kekuasaan dengan kelompok mayoritas

Teori asimilasi cultural Gordon, yang dalam banyak hal sering disebut akulturasi (acculturation), juga diperdebatkan. Akulturasi merupakan sub-proses dari asimilasi dan mengindikasikan adanya pergantian ciri-ciri budaya masyarakat minoritas dengan ciri-ciri budaya masyarakat asli. Namun, akulturasi juga menunjukkan bahwa anggota-anggota kelompok minoritas boleh jadi tetap memiliki sebagian ciri asli mereka, serta membuang ciri-ciri lainnya. Kemudian mereka juga mungkin menerima sebagian ciri budaya mayoritas dan menolak ciri-ciri lainnya.
Secara aplikatif, Abdullah Idi (2009)9 menggunakan tingkatan proses asimilasi tersebut untuk mendeskripsikan proses asimilasi etnis Cina dan Melayu di Bangka dengan hasil sebagai berikut:
a. Asimilasi kultural (cultural assimilation) yang terjadi pada empat elemen kultural, yaitu penggunaan bahasa Melayu, makanan khas dan pakaian Melayu, aktivitas ritual/ seremonial tahunan dan konversi agama.
b. Asimilasi struktural (structural assimilation) telah terjadi secara luas, terutama berkaitan dengan partisipasi orang Cina dalam kegiatan ekonomi dan pendidikan
c. Asimilasi perkawinan (marital assimilation), lebih sering terjadi di kalangan orang Cina berstatus sosial ekonomi menengah ke bawah yang berada di desa-desa atau di kota-kota dan pemukiman yang relatif tidak berjauhan dengan pemukiman orang Melayu
d. Asimilasi identifikasi/ rasa kebangsaan (assimilation of identification), terjadi pada derajat yang tinggi. Tidak terdapat perbedaan derajat yang signifikan dalam berbagai pelapisan sosial masyarakat, baik Cina maupun Melayu di perdesaan dan perkotaan
e. Asimilasi tanpa prasangka (unprejudiced attitude assimilation) dan asimilasi tanpa diskriminasi (behavior receptional assimilation). Asimilasi jenis ini di Bangka telah terjadi secara luas. Orang Cina, baik di kota-kota, desa-desa, dan lingkungan-lingkungan tertentu, relatif tidak pernah mengalami tindakan prasangka dan diskriminasi dari kelompok etnis mayoritas Melayu

Teori tujuh tingkatan asimilasi Gordon, sebenarnya, tetap relevan digunakan dalam penelitian asimilasi. Namun, teori asimilasi Gordon ini sulit diaplikasikan dengan utuh. Hal ini mengingat bahwa setiap masyarakat cenderung memiliki kondisi sosial dan ekonomi yang berbeda. Sementara itu, keadaan struktur sosial dan ekonomi itu seringkali mempengaruhi keadaan asimilasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar