Selasa, 05 Januari 2016

Pertelevisisan

PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Dunia penyiaran televisi dan radio, saat ini berkembang pesat seiring dengan tingkat peradaban  manusia dan  kemajuan  teknologi komunikasi. Sejak Indonesia memasuki era reformasi, dunia penyiaran  menjadi medium  informasi tercepat, interaktif langsung dengan masyarakat.
Ciptono Setyobudi mengatakan bahwa keberadaan perkembangan arus informasi, sebenarnya berjalan secara alamiah sesuai dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri. Alfin Tofler dalam  bukunya “The Third Wave”, menjabarkan siklus peradaban manusia dalam tiga kategori utama, yaitu pertama ditandai dengan penemuan-penemuan di bidang pertanian, kedua dengan revolusi industri, dan ketiga dikembangkannya revolusi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi[i].
Pada peradaban  ketiga inilah yang sekarang menjadi sorotan seluruh dunia maupun bangsa Indonesia agar tidak tertinggal dengan negara-negara lain. Sebelum tahun 1990-an, tepatnya pada 24 Agustus 1962, relative penonton mengenal tontonan siaran baik hiburan maupun berita dari Televisi Republik Indonesia (TVRI). Kemudian pada tahun 1989, Pemerintah akhirnya mengizinkan didirikannya stasiun televisi swasta di Indonesia. Mulai dari Rajawali Citra Televisi (RCTI), lalu disusul lagi oleh beberapa stasiun televisi swasta lainnya, yakni Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), dan Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR),  yang kini sudah mengudara secara nasional. Dan belakangan, banyak sekali bermunculan stasiun-stasiun televisi lokal (daerah).
       Menurut Undang-undang penyiaran No. 32 tahun 2003, stasiun penyiaran
swasta merupakan stasiun yang berbentuk badan hukum, bersifat komersil dan
memiliki bidang usaha menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi. Sumber pembiayaan stasiun penyiaran swasta berasal dari iklan dan usaha lain yang sah yang terkait penyelenggaraan penyiaran. Stasiun penyiaran swasta hanya dapat menyelenggarakan satu siaran dengan satu saluran pada satu cakupan wilayah.
Televisi dan radio dapat dikelompokkan sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak menguasai waktu, menguasai waktu, tetapi tidak menguasai ruang. Artinya, siaran dari suatu media televisi atau radio dapat diterima dimana saja dalam jangkauan pancarannya (menguasai ruang), tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali (tidak menguasai waktu)[ii].
Kelebihan televisi dibandingkan dengan media massa lainnya adalah adalah karena media televisi merupakan  media yang menyampaikan  informasi dengan menggunakan audio (suara) dan visual (gambar). Dan untuk menghasilkan kualitas prima agar gambar dan suara bisa diterima baik di masing-masing pesawat televisi (audien), maka diperlukan komunikasi dan juga teknologi yang baik.
Berdasarkan  pemahaman umum mengenai televisi, tentu saja televisi tak akan berarti apa-apa tanpa adanya program acara. Program dihasilkan melalui gagasan dan konsep (pra produksi). Kemudian gagasan diwujudkan  melalui proses syuting (produksi) dan penyuntingan serta evaluasi (pasca produksi).
Seluruh proses tersebut, tentunya memiliki standar atau tata cara pelaksanaan kerja yang baku atau tata laksana kerja. Tata laksana kerja ini disebut dengan SOP (Standard Operation System).Fred Wibowo mengatakan, SOP merupakan langkah atau tahapan-tahapan yang secara konseptual dirancang dalam perencanaan[iii].
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam  memproduksi program acaraadalah, pertama materi produksi, kedua sarana produksi, ketigabiaya produksi, keempat organisasi pelaksanaan produksi, dan kelima adalah tahap
pelaksanaan. Kelima hal ini yang menjadi acuan atau standar dalam pembuatan program acara televisi.
Salah satu yang juga berperan penting dalam penyajian suatu program acara adalah sebuah studio. Ciptono Setyabudi juga mengatakan, studio merupakan sistem yang cukup berperan dalam sebuah stasiun televisi. Sebagai sub-sistem yang terintegrasi secara total, bagian studio memberikan andil untuk penyedia program-program  regular baik yang bersifat live event atau recording program. Kadang studio juga merupakan barometer prestis sebuah stasiun televisi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.  KEBUTUHAN DASAR PRODUKSI
Dalam merumuskan sistem peralatan teknik stasiun penyiaran perlu dipertimbangkan hal-hal yang mencakup aspek produksi, aspek penyiaran dan aspek pendukung siaran lainnya[iv]. Pertimbangan teknik yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:
2.1.1.      Aspek produksi
Aspek Produksi dengan pertimbanganya antara lain:
1.      Jenis dan ukuran program, misalnya : news, talk show, music (besar, sedang, kecil)  atau  drama (besar, sedang, kecil) dan lain-lain,
2.      Ukuran (luas lantai) studio misalnya : ukuran kecil (50m2-300m2), menengah (350 m2-500m2), dan besar (600m2­­-1000m2) ,
3.      Tipe produksi, misalnya: rekaman saja (taping) atau termasuk siaran langsung (live),
4.      Hasil produksi apakah full kompetitif (target komersial) atau tidak, ini merupakan kaitanya dengan mutu dan pengadaan peralatan yang menghasilkan effek, daya tarik, audio/visual dan peningkatan mutu seperti vision mixer, sound mixer, lighting stytem dan peralatan pasca produksi (editing, dubbing, mixing dan lain-lain),
5.      Perkiraan volume produksi dan lokasi produksi ( di studio saja atau termasuk luar studio), bagaimanakah tingkat  mobilitas yang diinginkan (tinggi, sedang, rendah) dan anggaran (budget) yang akan dialokasikan untuk pengadaan peralatan[v]
2.1.2.      Aspek penyiaran
Aspek penyiaran dengan pertimbanganya antara lain :
1.      Apakah  kegiatanya  menyiarkan  saja atau dengan kegiatan produksi terbatas.
2.      Menyiarakan saja artinya menerima bahan siap siar dari luar (program provider,production house).
3.      Apakah ada kemungkinan pengolahan kembali (readiting atau pasca produksi) bahan siaran yang diterima dari pihak luar (production house).
4.      Berapa besar kegiatan atau volume pasca produksi yang akan dilakukan.
5.      Produksi terbatas bisa berarti bahwa hanya memproduksi program tertentu dengan volume kecil, misalnya : berita  atau talk show.
6.      Tipe siaran ( hasil rekaman atau live).
7.      Siaran dari studio saja atau termasuk dari luar.
8.      Perkiraan waktu siaran dan durasi jam siaran.
2.1.3.       Aspek pendukung,
     Dalam melaksanakan kegiatan produksi dan penyiaran dibutuhkan peralatan teknik lainya sebagai pendukung, biasanya disebut teknik umum antara lain : pembangkit daya listrik dan diesel, alatdekorasi dan konstruksi, alat transportasi, dan lain-lain. Pertimbangan utama dalam pengadaan peralatan
teknik umum terutama adalah harus mampu mendukung kegiatan produksi dan penyiaran secara efektif dan efesien.
2.2. MERANCANG SISTEM PERALATAN
Terdapat sejumlah  hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang system peralatan  pada stasiun penyiaran yang mencakup: persyaratan umum, konfigurasi peralatan, tim perencana/konsultan dan spesifikasi teknik peralatan.
2.2.1.      Persyaratan Umun
Persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam merancang sistem peralatan, baik peralatan produksi, penyiaran maupun teknik umum, yang diantaranya adalah :
a.       Memenuhi persyaratan internasional dan nasional;
b.      Adanya jaminan kontinuitas dukungan suku cadang (biasanya sekitar 10 tahun ) dan layanan purnajual;
c.       Mempunyai daya tahan ( Realiability ) yang tinggi;
d.      Kemudahan memperoleh suku cadang;
e.       Praktis dalam pengoperasian dan pemeliharan;
f.       Pengalaman pengguna sebelumnya;
g.      Peralatan yang digunakan kompetitor;
h.      Kemudahan pengembangan sistem peralatan dikemudian hari ( upgrading) sejalan dengan peningkatan kebutuhan.
2.2.2.      Konfigurasi Peralatan
Berdasarkan  kebutuhan yang telah  ditetapkan  sebelumnya, disusun daftar kebutuhan peralatan dengan disertai gambar secara block diagram ( garis besar ), mencakup :
a.       Peralatan produksi antara lain terdiri atas : Camera system ( studio kamera dan ENG/EFP  kamera ), video system, audio system, editing ( and dubbing)  system,VCR system, lighting system, master control,  production  control, communication control, communication system, mobile production unit, maintenance equipment, dan lain-lain.
b.      Peralatan penyiaran antara lain meliputi : sending VCR system, continuity studio equipment, camera system, audio system, video system, lighting system, master control  ( bersama dengan bagian produksi ) dan peralatan transmisi seperti pemancar, microwave link, up and down link.
c.       Peralatan pendukung meliputi : pembangkit daya listrik stationary ( PLN, generator sets ), pembangkit daya listrik mobile/portable ( Mobile generator sets ) sebagai kelengkapan mobile production unit atau small silent generator set, alat pendingin ( AC ) untuk studio dan ruang peralatan, alat komunikasi stationary atau portable: handy talky, mobile phone, computer untuk computer grafis.
2.2.3.      Tim Perencana/Konsultan
Untuk menghasilkan rencana, pembangunan studio dan sistem peralatan yang optimal biasanya dibentuk tim perencana. Tim perencana setidaknya berasal dari tiga bidang utama yaitu: 1) Tenaga ahli di bidang perencanaan gedung studio; 2) Tenaga ahli di bidang peralatan televisi  (peralatan produksi dan penyiaran/transmisi ); dan 3) Tenaga ahli di bidang program  televisi. Di samping itu, dapat pula dilibatkan ahli di bidang lain sebagai narasumber atau  pada tahap sesuai kebutuhan (kemajuan proses perencanaan ).        
2.2.4.      Spesifikasi Teknik Peralatan
Secara garis besar spesifikasi teknik peralatan mencakup antara lain : frekuensi dan tegangan listrik yang dibutuhkan, peralatan serta toleransi yang diizinkan (PLN : 220volt/50hz); kondisi lingkungan : temperatur dan  kelembaban lingkungan di mana peralatan dapat berfungsi secara normal; ukuran fisik peralatan  ( volume dan berat );  karakteristik ( parameter ) video dan audio secara lengkap yang mencerminkan mutu atau klasifikasi peralatan.
2.3.PUSAT PRODUKSI TELEVISI
Stasiun televisi setidaknya memiliki tiga pusat produksi televisi utama ditambah dengan satu unit pendukung[vi]. Ketiga pusat produksi televisi itu antara lain :
1.      Studio televisi: Yaitu ruang yang menjadi lokasi dimana pertunjukan ( show) televisi berlangsung.
2.      Ruang kontrol studio ( studio control room ): Yaitu ruangan dimana program director ( PD ), produser, staf produksi, dan personalia teknis lainnya membuat keputusan terbaik terhadap berbagai pilihan sumber gambar dan suara.
3.      Ruang master kontrol: Yaitu ruangan yang menjadi pusat syaraf teknis stasiun televisi yang berfungsi untuk :
a.       Masukan program ( program input ).
b.      Penyimpanan program ( program storage ).
c.       Penemuan program ( program retrieval ).
2.3.1.      Studio Set
     Menurut Morissan, M.A. : Studio TV yang dirancang dan         dibangun dengan baik akan memberikan kenyamanan bagi
orang-orang yang bekerja di dalamnya, sekaligus mendukung koordinasi semua elemen produksi yang terlibat, seperti kamera, tata cahaya, tata suara, latar belakang, dan pemain[vii]. Terdapat dua hal penting dalam  membangun studio TV yaitu : Layout fisik studio dan instalasi peralatan.
2.3.1.1.Layout Fisik Studio
Kebanyakan studio memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran luas yang beragam. Kemajuan teknologi lensa zoom kamera telah sangat membantu pergerakan kamera studio. Namun demikian, ukuran luas studio tetap memberikan pengaruh pada tingkat kerumitan dan fleksibilitas produksi. Semakin besar ukuran studio, semakin besar tingkat kompleksitas produksi yang dapat dilakukan dan juga semakin  fleksibel. Studio yang hanya digunakan untuk program berita dengan menampilkan satu atau dua presenter dan  sekali-kali Interview dengan narasumber,  membutuhkan ukuran ruangan yang relative kecil atau bahkan sangat kecil.
Lantai studio harus memungkinkan kamera bergerak secara mulus dan bebas.Lantai juga harus kuat untuk menerima beban berat seperti peralatan dan properti studio.Langit-langit studio harus memiliki ketinggian yang cukup, minimal 12 kaki dari lantai. Ketinggian kurang dari 12 kaki akan menimbulakan hal-hal yang tidak menguntungkan, seperti :
                                            Sumber cahaya menjadi terlalu dekat dengan objek,               sehingga pengaturan cahaya menjadi sulit
dilakukan dan ruangan menjadi cepat panas. Selain itu peralatan studio seperti lampu dan mikrofon akan mudah tertangkap kamera; Langit-langit dan dinding studio harus dilapisi materi akustik yang berfungsi mencegah suara memantul. Pendingin udara (AC) berperan sangat penting untuk menjaga kenyamanan karena sinar lampu studio menghasilkan panas dalam jumlah yang cukup besar; Pintu studio yang baik adalah yang berat dan tidak tembus suara, namun cukup lebar untuk dilalui berbagai macam peralatan ukuran besar.
2.3.1.2.Instalasi Peralatan
Studio televisi membutuhkan instalasi peralatan untuk mendukung proses produksi. Beberapa peralatan itu antara lain :intercom, studio monitor, program speaker, sumber listrik, dan pengatur cahaya.
a.       Intercom atau intercommunication sistem adalah alat yang memungkinkan seluruh personel produksi dan personel teknik untuk saling berkomunikasi satu sama lainnya. Pengarah program yang berada terpisah diruang kontrol, mengandalkan intercom untuk memberi aba-aba dan instruksi.
b.      Studio monitors yang berfungsi menunjukan gambar video dari switcher, berperan penting sebagai panduan para kru dan pengisi acara.
c.         Program speaker berfungsi untuk fungsi audio bagi studio monitor dan untuk memperdengarkan suara-suara lainnya (misalnya: suara telepon,
musik) guna mendukung program yang tengah berjalan.
d.      Sumber listrik . Setiap dinding studio hendaknya memiliki sumber listrik. Sumber listrik bagi kamera, mikrofon, intercom, dan peralatan elektronik pendukung produksi lainnya harus disebar merata pada setiap dinding. Hal ini dimaksudkan agar kabel-kabel peralatan tidak menjadi terlalu panjang sehingga lebih mudah diatur.
e.       Pengatur cahaya. Studio harus dilengkapi alat pengontrol cahaya yang berfungsi mengatur besar kecilnya intensitas cahaya yang dibutuhkan bagi setiap program.
                                                                                           
2.3.1.3.Peralatan Studio TV dan Fungsinya
Pada ruang studio siaran terdapat beberapa peralatan sebagai berikut:
2.3.1.3.1.       Kamera
Dilihat dari penggunaannya, kamera video dibagi menjadi tiga, yakni kamera studio, kamera portable (ENG camera) dan kamera EFP (Electronics Field Production)[viii].
2.3.1.3.1.1.  Kamera Studio
  Adalah kamera yang biasanya digunakan dalam studio (in door) untuk memproduksi sebuah program acara
televisi. Biasanya satu set kamera studio terdiri atas:
a.                Kamera:           - lensa (box lens),  kamera head, view finder,  kamera mounting,
b.               Kabel kamera,
c.                Camera Control Unit / Base Station,
d.               Remote Control Panel / Operation Control Panel,
e.                System Monitoring : wavefrom monitor dan video monitor,
f.                Power Supply.
2.3.1.3.1.2.  Kamera ENG (Electronics News Gathering) atau Portable Camera
           Pada awalnya, penemuan kamera jenis ini untuk hunting berita. Hal ini diabadikan dalam nama ENG yang melekat untuk jenis kamera ini.Dalam praktiknya, biasanya kamera ENG ini terbagi menjadi dua, yakni:
a.                Kamer Built in VTR (camrecorder)
b.               Kamera Separate VTR
Biasanya 1 (satu) set kamera ENG terdiri atas :
a.                Lensa (portable lens)
b.               Kamera head
c.                View finder (VF)
d.               Video Cassette Recorder (VCR)
e.                Microphone (mic)
f.                 Batterry and housing
g.               Ultra Light Lamp / Eye Lamp
h.               Camera mounting : tripod dan spreader
i.                 Carryng Case  : kamera (camcorder) dan  tripod
2.3.1.3.1.3.  Kamera EFP (Electronics Field Production)
Kamera jenis ini biasanya dipakai untuk produksi dalam ruangan (in door), hampir sama dengan jenis pertama.   
1 (kamera) set kamera EFP biasanya terdiri atas :
a.       Kamera: lensa (portable / box lens), kamera head, view finder (VF), camera mounting, rolling tripod, hand crane.
b.      Kabel  kamera
c.       Camera Control Unit / Base Station,
d.      Remote Control Panel / Operation Control Panel,
e.       System Monitoring : wavefrom monitor dan video monitor,
f.       Power Supply
2.3.1.3.2.       Lampu Studio
   Lampu studio yang dipasang tetap dan lampu portable yang dilengkapi dengan stand lampu. Lampu berfungsi untuk penerangan agar cahaya yang mengenai obyek mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kamera, sehingga dapat diperoleh gambar yang berkualitas/jelas.Lampu studio yang di pasang tetap pada plafon diatas arena shoting jumlahnya lebih dari 10 lampu dan arahnya diatur sehingga mengarah pada obyek. Pengaturan lampu dilakukan oleh seorang operator penata cahaya.Sedangkan lampu  portabel yang dilengkapi tripot/stand digunakan bila dirasa intensitas cahayanya masih kurang. Setiap lampu biasanya memiliki daya 1000 -1500 watt. Semua lampu dihubungkan ke sumber listrik melalui switcher box dan switcher utama dengan menggunakan kabel listrik dan pengaman. Switcher box lampu. Terdiri dari kumpulan switch (skakelar) lampu yang masing-masing berfungsi untuk menyalakan dan  mematikan lampu studio. Switcher box dihubungkan ke sumber listrik melalui panel sekering pengaman otomatis/MCB ke switcher utama jenis handle.
2.3.1.3.3.      Talkback
Untuk sarana komunikasi antar kru yang terlibat dalam sebuah produksi televisi dengan multikamera diperlukan alat komunikasi. Alat vital ini dinamakan talkback. Tidak seperti pada kamera ENG, dalam kamera EFP dan kamera studio, talkback bisa diintegrasikan langsung dikamera tersebut. Talkback terdiri atas microphone serta headset.
2.3.1.3.4.       Teleprompter
Tidak semua produksi multikamera memerlukan alat ini, sangat tergantung dari jenis acara yang diproduksi. Ini merupakan alat bantu bagi anchor atau pembawa acara untuk menyampaikan informasi tertentu. Satu set alat ini terdiri dari monitor yang diintegrasikan pada kamera serta satu unit komputer di MCR.Teleprompter sebetulnya ”bukan” alat komunikasi dan tidak di desain untuk keperluan itu.Teleprompter di “tempelkan” pada lensa kamera, sehingga ketika anchor membaca pandangan mata masih ke arah kamera. Untuk beberapa hal, teleprompter  ini bisa juga digunakan director atau producer untuk memberikan “isyarat” tertentu pada pembawa acara tadi.
2.3.2.      Sub Control ( Ruang Kendali )
Sub control (ruang kendali ) merupakan tempat untuk melakukan seluruh kegiatan produksi[ix]. Di tempat ini, pengarah program, produser, dan asisten produser membuat keputusan mengenai gambar dan suara terbaik yang akan disiarkan secara langsung atau direkam. Ruang kontrol studio menjalankan empat fungsi kontrol produksi yaitu: kontrol program ( program control ), kontrol gambar ( image control ), kontrol suara ( audio control ), dan kontrol cahaya ( lighting control ).
Peralatan  –peralatan penting di ruang kontrol studio antara lain:
2.3.2.1.Video Mixer / Vision Mixer
Peralatan ini berguna untuk memilih gambar atau video yang berasal dari kamera, VT, maupun komputer dan sekaligus sebagai alat kombinasi gambar. Digunakan untuk menerima masukan dari setiap kamera yang digunakan untuk shoting dan meneruskan ke VTR untuk direkam.
Alat ini juga berfungsi untuk memilih gambar dari kamera mana yang akan direkam ke VTR. Dan efek-efek apa yang akan dipilih dan digunakan sebagai transisi perpindahan gambar dari kamera yang satu ke kamera yang lain oleh switcherman atas perintah sutradara.
2.3.2.2.Audio Mixer
Peralatan ini berguna untuk mengontrol atau mengatur sumber – sumber audio dari studio set maupun sumber lain yang akan masuk dalam siaran.
2.3.2.3.TV Monitor
TV monitor. Berfungsi sebagai display kamera untuk memonitor hasil pengambilan gambar setiap kamera sehingga bisa diketahui kualitasnya agar dipilih sutradara untuk direkam di master VTR. Oleh karena itu Setiap kamera dipasang satu monitor.  Master VTR juga membutuhkan dipasang satu monitor untuk mengetahui gambar dari kamera mana yang sedang direkam di VTR. Pemilihan gambar dilaksanakan oleh switcherman dengan memilih menggunakan mixer Video yang telah dilengkapi dengan fasilitas switcer.
Perpindahan gambar dari kamera satu ke kamera yang lain menggunakan mode wiper sehingga perpindahan atau transisi dari gambar tidak jumping dan halus. Transisi ada beberapa mode seperti super inpose, wip horizontal, vertikal, diagonal dan sebagainya.
     
2.3.2.4.Sound System
Sound sistem yang terdiri dari mic, mixer audio, equalizer, amplifier, speaker, headpone, tape recorder/cassette recorder, piringan hitam, CD/DVD player dan sebagainya. Sound sistem digunakan untuk keperluan talk back komunikasi antara kamerawan dengan sutradara/pengarah dalam rangka koordinasi, pemberian instruksi oleh pengarah kepada kamerawan. Talkback juga disalurkan ke ruang-ruang lain seperti ruang telecine untuk koordinasi pemutaran film, slide dan sebagainya.
Sound sistem juga berfungsi sebagai sumber suara utama dan pendukung program. Suara utama adalah suara obyek shoting dan suara pendukung adalah sebagai sumber suara untuk backsound musik, sound efex dan sebagainya. Microphone untuk menangkap suara dan diubah menjadi elektris dan disalurkan ke mixer audio.dari mixer disalurkan ke qualizer.Pada mixer dan equalizer suara bisa diolah nadanya sehingga kualitas suaranya baik. Selanjutnya keluarannya disalurkan ke amplifier untuk diperkuat dan keluaranya disalurkan ke tape recorder untuk direkam atau langsung ke Video Tape Recorder (VTR).
2.3.2.5.Lighting Control
Peralatan ini berfungsi seperti mixer yang berguna untuk pengesetan dan pengaturan cahaya yang ada dalam studio set. Instrumen  pengatur cahaya biasanya terletak pada ruang kontrol studio atau pada salah satu sudut di studio. Posisi pengatur cahaya yang berada di ruang kontrol akan memberikan banyak keuntungan, karna penata cahaya dapat langsung berkomunikasi orang-orang di ruang kontrol. Studio televisi dilengkapi dengan sistem pencahayaan yang terdiri atas sejumlah sumber cahaya yang diagntungkan pada langit-langit studio.Setiap sumber cahaya tersebut harus dapat diatur tingkat pencahayaan yang diperlukan untuk setiap program.
2.3.2.6.Character Generator
Biasa juga disebut dengan CG atau Chargen , ini adalah untuk membuat serta menampilkan title, subtitle,serta graphic yang dibutuhkan dalam tayangan produksi acara televisi. Ada yang berbentuk keyboard yang dihugungkan langsung ke vision mixer, ada juga beerbentuk satu unit komputer yang berdiri sendiri yang bisa dihubungkan ke vision mixer.
2.3.2.7.Waveform
       Alat ini digunakan untuk mengukur kualitas video yang dihasilkan oleh masing-masing kamera serta dari VT. Juga bisa digunakan untuk mengukur audio. Waveform menampilkan graphic yang menjadi parameter atau acuan yang bisa digunakan apakan kualitas video dan audio sudah sesuai harapan atau belum.
2.3.2.8.CCU (Camera Control Unit)
Ini merupakan satu alat yang bisa mengontrol beberapa fungsi yang ada di kamera. Yang bisa dikontrol atau digantikan fungsinya melalui alat ini diantaranya adalah pengaturan pencahayaan (brightness contrast), temperatur warna (color temperature), kecepatan (shutter speed), white balance, serta warna hue (red, green, blue). Jumlah CCU yang digunakan sama persis dengan jumlah kamera yang digunakan karena masing-masing kamera dikontrol oleh satu CCU.
2.3.2.9.Video Tape Recording (VTR) Material Room
VTR adalah peralatan yg digunakan untuk merekam (Record) dan memutar (playback) gambar dan suara untuk keperluan siaran. Bagian ini merupakan tempat penyedian materi-materi program siaran yang berbentuk  tape atau kaset siap tayang seperti sinetron, program non-drama. VTR berfungsi merekam dan melihat rekaman pada proses produksi, dapat juga digunakan untuk meng-capture (mengubah rekaman dari kaset pita ke digital). Kaset-kaset tersebut di barcode atau dikomputerisasikan sehingga terdapat pembagian segmen untuk sebuah program acara. Kemudian setelah dibagi, di input ke Flexicart atau mesin pemutar materi program[x].
2.3.3.      Master Control ( Ruang Kendali Siar )
         Ruang master kontrol atau Master Control Room (MCR) Televisi atau sering disebut juga sebagai ruang kendali siaran televisi,  merupakan ruangan yang berisikan perangkat teknis utama penyiaran dalam mengontrol segala proses siaran stasiun televisi. MCR menjadi pusat dari segala kegiatan produksi siaran yang ada di stasiun penyiaran televisi. MCR sangat penting karena semua materi siaran baik acara secara langsung (live) maupun rekaman di studio, atau kejadian yang langsung dari suatu lokasi di luar studio melalui OB Van atau mobil siaran, harus melalui MCR terlebih dahulu, sebelum akhirnya dipancarkan ke satelit. Materi siaran berupa iklan, logo stasiun televisi, program-program acara, running text dan sebagainya, semuanya telah disiapkan di MCR untuk ditayangkan.
        Bagian  penyiaran atau broadcasting merupakan ujung dari produksi materi siaran seperti program acara, iklan, dan sebagainya. MCR menjadi pusat kegiatan penyiaran, meliputi pengoperasian peralatan siaran televisi dan hal-hal non-teknis seperti pengaturan waktu tayang. Beberapa stasiun televisi menempatkan bagian penyiaran menjadi satu departemen tersendiri yang umum dikenal dengan Departement On Air Broadcas[xi]t. Dalam departemen ini, terdapat bagian teknis (meliputi Master Control dan video tape recording (VTR) On Air), bagian non-teknis (meliputi traffic log dan presentasi). Seluruh materi siaran akan melalui MCR dan kemudian menuju perangkat uplink untuk ditransmisikan melalui satelit dan ke stasiun relay di seluruh Indonesia.
        Master control  juga bertanggung jawab terhadap kualitas teknis program sesuai dengan standar yang ditentukan. Kegiatan pada Master control dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu:
1.      Masukan program ( program input )
Materi program yang masuk ke master control dapat berasal dari studio, satelit, stasiun jaringan, siaran langsung diluar studio atau kurir dalam bentuk video tape. Program siaran langsung, akan langsung diarahkan ke pemancar, namun sebagian besar materi program harus disimpan dulu sebelum disiarkan. Master control juga menyimpan berbagai jeda ( station break ) yang dapat berupa iklan, promo ( teaser ) program selanjutnya, pengumuman, identifikasi stasiun yang muncul di antara program.
2.      Penyimpanan program ( program storage )
Seluruh materi program yang sudah direkam disimpan di Master control atau pada ruang penyimpanan yang telah ditetukan. Setiap program memiliki kode tertentu agar dapat cepat diketahui dan di temukan.
3.      Penemuan program ( program retrieval )
Penemuan program ( program retrieval ) mencakup kegiatan pemilihan, permintaan dan penayangan materi program. Penemuan program ditentukan oleh program log yang berisi daftar perinci setiap program yang ditentukan pada hari tertentu. Program log berisi informasi yang diperlukan bagi efisiensi operasional stasiun penyiaran seperti informasi mengenai waktu tayang program, durasi program, judul program, asal atau sumber program, kode program, jenis program ( langsung atau rekaman ). Program log diterbitkan setiap hari, biasanya lebih dulu satu atau dua hari dari penayangan.Kebanyakan stasiun TV menampilkan program log dilayar komputer, namun terkadang menyediakan pula dalam bentuk hard copy.
4.      Traffic
Traffic adalah bagian yang sangat penting pada sebuah stasiun televisi, namun tak banyak orang yang memahaminya. Traffic, seperti yang ditunjukan namanya, ialah daftar yang berisi jadwal yang menjaga alur dari seluruh susunan acara, iklan, promosi, berita yang akan mengudara. Dunia penyiaranmembutuhkan ketepatan untuk semua jadwal yang sudah disusun, untuk itu dibutuhkan Traffic.
Dengan demikian, Traffic merupakan panduan yang akan memberitahu teknisi apa yang nanti akan ditayangkan dan berapa lama waktunya. Traffic ialah jadwal harian untuk suatu stasiun televisi yang berisi catatan  yang  menunjukan kapan dan apa yang sudah diudarakan. Bagi departemen pemasaran, Traffic merupakan jadwal yang memungkinkan secara akurat mengirimkan tagihan untuk penayangan iklan-iklan.
Dewasa ini, Traffic untuk stasiun televisi sudah sepenuhnya menggunakan program komputeryang dijalankan secara otomatis. Maka seluruh program, promosi dan iklan, bisa dijalankan dan dihentikan melalui komputer. Bila mesin Traffic tidak berjalan sesuai jadwal, maka program tidak bisa diputar pada waktu yang tepat sehingga dapat muncul berbagai persoalan lain, misalnya stasiun televisi dapat kehilangan uang dari iklan yang harus disiarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar