PENDAHULUAN
1.1.LATAR
BELAKANG
Dunia
penyiaran
televisi dan radio, saat ini berkembang pesat seiring dengan tingkat
peradaban manusia dan kemajuan teknologi komunikasi. Sejak Indonesia
memasuki
era reformasi, dunia penyiaran menjadi
medium informasi tercepat, interaktif
langsung dengan masyarakat.
Ciptono
Setyobudi mengatakan bahwa keberadaan perkembangan arus informasi, sebenarnya
berjalan secara alamiah sesuai dengan perkembangan peradaban manusia itu
sendiri. Alfin Tofler dalam bukunya “The Third Wave”, menjabarkan siklus peradaban
manusia dalam tiga kategori utama, yaitu pertama ditandai dengan
penemuan-penemuan di bidang pertanian, kedua dengan revolusi industri, dan
ketiga dikembangkannya revolusi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi[i].
Pada peradaban ketiga inilah yang sekarang menjadi sorotan
seluruh dunia maupun bangsa Indonesia agar tidak tertinggal dengan negara-negara
lain. Sebelum tahun 1990-an, tepatnya pada 24 Agustus 1962, relative penonton mengenal tontonan
siaran baik hiburan maupun berita dari Televisi Republik Indonesia (TVRI). Kemudian
pada tahun 1989, Pemerintah akhirnya mengizinkan didirikannya stasiun televisi
swasta di Indonesia. Mulai dari Rajawali Citra Televisi (RCTI), lalu disusul
lagi oleh beberapa stasiun televisi swasta lainnya, yakni Surya Citra Televisi
(SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), dan
Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR), yang
kini sudah mengudara secara nasional. Dan belakangan, banyak sekali bermunculan
stasiun-stasiun televisi lokal (daerah).
Menurut
Undang-undang penyiaran No. 32 tahun 2003, stasiun penyiaran
swasta
merupakan stasiun yang berbentuk badan hukum, bersifat komersil dan
memiliki bidang usaha
menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi. Sumber pembiayaan stasiun
penyiaran swasta berasal dari iklan dan usaha lain yang sah yang terkait
penyelenggaraan penyiaran. Stasiun penyiaran swasta hanya dapat
menyelenggarakan satu siaran dengan satu saluran pada satu cakupan wilayah.
Televisi dan radio
dapat dikelompokkan sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak menguasai
waktu, menguasai waktu, tetapi tidak menguasai ruang. Artinya, siaran dari
suatu media televisi atau radio dapat diterima dimana saja dalam jangkauan
pancarannya (menguasai ruang), tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali
(tidak menguasai waktu)[ii].
Kelebihan
televisi dibandingkan dengan media massa lainnya adalah adalah karena media
televisi merupakan media yang menyampaikan
informasi dengan menggunakan audio (suara) dan visual (gambar). Dan untuk menghasilkan kualitas prima agar gambar
dan suara bisa diterima baik di masing-masing pesawat televisi (audien), maka diperlukan komunikasi dan
juga teknologi yang baik.
Berdasarkan pemahaman umum mengenai televisi, tentu saja
televisi tak akan berarti apa-apa tanpa adanya program acara. Program
dihasilkan melalui gagasan dan konsep (pra produksi). Kemudian gagasan
diwujudkan melalui proses syuting
(produksi) dan penyuntingan serta evaluasi (pasca produksi).
Seluruh proses
tersebut, tentunya memiliki standar atau tata cara pelaksanaan kerja yang baku
atau tata laksana kerja. Tata laksana kerja ini disebut dengan SOP (Standard Operation System).Fred Wibowo
mengatakan, SOP merupakan langkah atau tahapan-tahapan yang secara konseptual
dirancang dalam perencanaan[iii].
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam memproduksi
program acaraadalah, pertama materi produksi, kedua sarana produksi, ketigabiaya
produksi, keempat organisasi pelaksanaan produksi, dan kelima adalah tahap
pelaksanaan. Kelima hal ini yang
menjadi acuan atau standar dalam pembuatan program acara televisi.
Salah satu yang
juga berperan penting dalam penyajian suatu program acara adalah sebuah studio.
Ciptono Setyabudi juga mengatakan, studio merupakan sistem yang cukup berperan
dalam sebuah stasiun televisi. Sebagai sub-sistem yang terintegrasi secara
total, bagian studio memberikan andil untuk penyedia program-program regular baik yang bersifat live event atau recording program. Kadang studio juga merupakan barometer prestis
sebuah stasiun televisi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. KEBUTUHAN DASAR PRODUKSI
Dalam merumuskan sistem peralatan teknik
stasiun penyiaran perlu dipertimbangkan hal-hal yang mencakup aspek produksi, aspek
penyiaran dan aspek pendukung siaran lainnya[iv].
Pertimbangan teknik yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:
2.1.1. Aspek produksi
Aspek Produksi dengan pertimbanganya antara lain:
1. Jenis
dan ukuran program, misalnya : news, talk show, music (besar, sedang, kecil) atau drama (besar, sedang, kecil) dan lain-lain,
2. Ukuran
(luas lantai) studio misalnya : ukuran kecil (50m2-300m2), menengah (350 m2-500m2),
dan besar (600m2-1000m2) ,
3. Tipe
produksi, misalnya: rekaman saja (taping) atau termasuk siaran langsung (live),
4. Hasil
produksi apakah full kompetitif (target
komersial) atau tidak, ini merupakan kaitanya dengan mutu dan
pengadaan peralatan yang menghasilkan effek, daya tarik, audio/visual dan
peningkatan mutu seperti vision mixer, sound mixer, lighting stytem dan
peralatan pasca produksi (editing, dubbing, mixing dan lain-lain),
5. Perkiraan
volume produksi dan lokasi produksi ( di studio saja atau termasuk luar
studio), bagaimanakah tingkat mobilitas
yang diinginkan (tinggi, sedang, rendah) dan anggaran (budget) yang akan
dialokasikan untuk pengadaan peralatan[v]
2.1.2.
Aspek
penyiaran
Aspek penyiaran dengan
pertimbanganya antara lain :
1. Apakah
kegiatanya menyiarkan saja atau dengan kegiatan produksi terbatas.
2. Menyiarakan
saja artinya menerima bahan siap siar dari luar (program provider,production
house).
3. Apakah
ada kemungkinan pengolahan kembali (readiting atau pasca produksi) bahan siaran
yang diterima dari pihak luar (production house).
4. Berapa
besar kegiatan atau volume pasca produksi yang akan dilakukan.
5. Produksi
terbatas bisa berarti bahwa hanya memproduksi program tertentu dengan volume
kecil, misalnya : berita atau talk show.
6. Tipe
siaran ( hasil rekaman atau live).
7. Siaran
dari studio saja atau termasuk dari luar.
8. Perkiraan
waktu siaran dan durasi jam siaran.
2.1.3.
Aspek pendukung,
Dalam melaksanakan kegiatan produksi dan
penyiaran dibutuhkan peralatan teknik lainya sebagai pendukung, biasanya disebut
teknik umum antara lain : pembangkit daya listrik dan diesel, alatdekorasi dan
konstruksi, alat transportasi, dan lain-lain. Pertimbangan utama dalam
pengadaan peralatan
teknik
umum terutama adalah harus mampu mendukung kegiatan produksi dan penyiaran
secara efektif dan efesien.
2.2.
MERANCANG SISTEM PERALATAN
Terdapat sejumlah hal yang harus dipertimbangkan dalam
merancang system peralatan pada stasiun
penyiaran yang mencakup: persyaratan umum, konfigurasi peralatan, tim
perencana/konsultan dan spesifikasi teknik peralatan.
2.2.1.
Persyaratan
Umun
Persyaratan
umum yang perlu diperhatikan dalam merancang sistem peralatan, baik peralatan
produksi, penyiaran maupun teknik umum, yang diantaranya adalah :
a. Memenuhi
persyaratan internasional dan nasional;
b. Adanya
jaminan kontinuitas dukungan suku cadang (biasanya sekitar 10 tahun ) dan
layanan purnajual;
c. Mempunyai
daya tahan ( Realiability ) yang
tinggi;
d. Kemudahan
memperoleh suku cadang;
e. Praktis
dalam pengoperasian dan pemeliharan;
f. Pengalaman
pengguna sebelumnya;
g. Peralatan
yang digunakan kompetitor;
h. Kemudahan
pengembangan sistem peralatan dikemudian hari ( upgrading) sejalan dengan peningkatan kebutuhan.
2.2.2.
Konfigurasi
Peralatan
Berdasarkan kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya, disusun daftar kebutuhan peralatan
dengan disertai gambar secara block diagram
( garis besar ), mencakup :
a. Peralatan
produksi antara lain terdiri atas : Camera
system ( studio kamera dan ENG/EFP
kamera ), video system, audio
system, editing ( and dubbing) system,VCR
system, lighting system, master control, production control, communication control, communication
system, mobile production unit, maintenance equipment, dan lain-lain.
b. Peralatan
penyiaran antara lain meliputi : sending
VCR system, continuity studio equipment, camera system, audio system, video
system, lighting system, master control (
bersama dengan bagian produksi ) dan peralatan transmisi seperti pemancar, microwave link, up and down link.
c. Peralatan
pendukung meliputi : pembangkit daya listrik stationary ( PLN, generator sets
), pembangkit daya listrik mobile/portable
( Mobile generator sets ) sebagai kelengkapan mobile production unit atau small silent generator set, alat
pendingin ( AC ) untuk studio dan ruang peralatan, alat komunikasi stationary atau portable: handy talky, mobile
phone, computer untuk computer grafis.
2.2.3.
Tim
Perencana/Konsultan
Untuk
menghasilkan rencana, pembangunan studio dan sistem peralatan yang optimal
biasanya dibentuk tim perencana. Tim perencana setidaknya berasal dari tiga
bidang utama yaitu: 1) Tenaga ahli di bidang perencanaan gedung studio; 2)
Tenaga ahli di bidang peralatan televisi
(peralatan produksi dan penyiaran/transmisi ); dan 3) Tenaga ahli di
bidang program televisi. Di samping itu,
dapat pula dilibatkan ahli di bidang lain sebagai narasumber atau pada tahap sesuai kebutuhan (kemajuan proses
perencanaan ).
2.2.4.
Spesifikasi
Teknik Peralatan
Secara
garis besar spesifikasi teknik peralatan mencakup antara lain : frekuensi dan
tegangan listrik yang dibutuhkan, peralatan serta toleransi yang diizinkan (PLN
: 220volt/50hz); kondisi lingkungan : temperatur dan kelembaban lingkungan di mana peralatan dapat
berfungsi secara normal; ukuran fisik peralatan ( volume dan berat ); karakteristik ( parameter ) video dan audio
secara lengkap yang mencerminkan mutu atau klasifikasi peralatan.
2.3.PUSAT
PRODUKSI TELEVISI
Stasiun televisi
setidaknya memiliki tiga pusat produksi televisi utama ditambah dengan satu
unit pendukung[vi]. Ketiga
pusat produksi televisi itu antara lain :
1. Studio
televisi: Yaitu ruang yang menjadi lokasi dimana pertunjukan ( show) televisi berlangsung.
2. Ruang
kontrol studio ( studio control room ):
Yaitu ruangan dimana program director (
PD ), produser, staf produksi, dan personalia teknis lainnya membuat keputusan
terbaik terhadap berbagai pilihan sumber gambar dan suara.
3. Ruang
master kontrol: Yaitu ruangan yang menjadi pusat syaraf teknis stasiun televisi
yang berfungsi untuk :
a. Masukan
program ( program input ).
b. Penyimpanan
program ( program storage ).
c. Penemuan
program ( program retrieval ).
2.3.1.
Studio
Set
Menurut Morissan, M.A. : Studio TV yang
dirancang dan dibangun dengan baik akan memberikan
kenyamanan bagi
orang-orang yang bekerja di dalamnya, sekaligus mendukung
koordinasi semua elemen produksi yang terlibat, seperti kamera, tata cahaya,
tata suara, latar belakang, dan pemain[vii].
Terdapat dua hal penting dalam membangun
studio TV yaitu : Layout fisik studio
dan instalasi peralatan.
2.3.1.1.Layout Fisik Studio
Kebanyakan studio
memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran luas yang beragam. Kemajuan
teknologi lensa zoom kamera telah
sangat membantu pergerakan kamera studio. Namun demikian, ukuran luas studio
tetap memberikan pengaruh pada tingkat kerumitan dan fleksibilitas produksi.
Semakin besar ukuran studio, semakin besar tingkat kompleksitas produksi yang
dapat dilakukan dan juga semakin fleksibel. Studio yang hanya digunakan
untuk program berita dengan menampilkan satu atau dua presenter dan sekali-kali Interview dengan narasumber,
membutuhkan ukuran ruangan yang relative kecil atau bahkan sangat kecil.
Lantai studio harus
memungkinkan kamera bergerak secara mulus dan bebas.Lantai juga harus kuat
untuk menerima beban berat seperti peralatan dan properti studio.Langit-langit
studio harus memiliki ketinggian yang cukup, minimal 12 kaki dari lantai.
Ketinggian kurang dari 12 kaki akan menimbulakan hal-hal yang tidak
menguntungkan, seperti :
Sumber cahaya menjadi terlalu dekat dengan
objek, sehingga pengaturan
cahaya menjadi sulit
dilakukan dan ruangan menjadi cepat panas.
Selain itu peralatan studio seperti lampu dan mikrofon akan mudah tertangkap
kamera; Langit-langit dan dinding studio harus dilapisi materi akustik yang
berfungsi mencegah suara memantul. Pendingin udara (AC) berperan sangat penting
untuk menjaga kenyamanan karena sinar lampu studio menghasilkan panas dalam
jumlah yang cukup besar; Pintu studio yang baik adalah yang berat dan tidak
tembus suara, namun cukup lebar untuk dilalui berbagai macam peralatan ukuran
besar.
2.3.1.2.Instalasi Peralatan
Studio televisi
membutuhkan instalasi peralatan untuk mendukung proses produksi. Beberapa
peralatan itu antara lain :intercom, studio
monitor, program speaker, sumber
listrik, dan pengatur cahaya.
a. Intercom
atau intercommunication sistem adalah alat yang memungkinkan seluruh
personel produksi dan personel teknik untuk saling berkomunikasi satu sama
lainnya. Pengarah program yang berada terpisah diruang kontrol, mengandalkan intercom untuk memberi aba-aba dan
instruksi.
b. Studio
monitors yang berfungsi menunjukan
gambar video dari switcher, berperan
penting sebagai panduan para kru dan pengisi acara.
c. Program
speaker berfungsi untuk fungsi
audio bagi studio monitor dan untuk memperdengarkan suara-suara lainnya
(misalnya: suara telepon,
musik) guna mendukung program yang tengah
berjalan.
d. Sumber
listrik . Setiap dinding studio
hendaknya memiliki sumber listrik. Sumber listrik bagi kamera, mikrofon, intercom, dan peralatan elektronik pendukung produksi lainnya harus
disebar merata pada setiap dinding. Hal ini dimaksudkan agar kabel-kabel
peralatan tidak menjadi terlalu panjang sehingga lebih mudah diatur.
e. Pengatur
cahaya. Studio harus dilengkapi
alat pengontrol cahaya yang berfungsi mengatur besar kecilnya intensitas cahaya
yang dibutuhkan bagi setiap program.
2.3.1.3.Peralatan Studio TV dan
Fungsinya
Pada ruang studio siaran terdapat beberapa peralatan sebagai
berikut:
2.3.1.3.1.
Kamera
Dilihat dari penggunaannya, kamera video
dibagi menjadi tiga, yakni kamera studio, kamera portable (ENG camera) dan
kamera EFP (Electronics Field Production)[viii].
2.3.1.3.1.1. Kamera Studio
Adalah kamera yang biasanya digunakan dalam
studio (in door) untuk memproduksi sebuah
program acara
televisi.
Biasanya satu set kamera studio terdiri atas:
a.
Kamera: -
lensa (box lens), kamera head, view
finder, kamera mounting,
b.
Kabel kamera,
c.
Camera
Control Unit / Base Station,
d.
Remote
Control Panel / Operation Control Panel,
e.
System
Monitoring : wavefrom
monitor dan video monitor,
f.
Power
Supply.
2.3.1.3.1.2. Kamera ENG (Electronics News Gathering) atau Portable Camera
Pada
awalnya, penemuan kamera jenis ini untuk hunting
berita. Hal ini diabadikan dalam nama ENG yang melekat untuk jenis kamera
ini.Dalam praktiknya, biasanya kamera ENG ini terbagi menjadi dua, yakni:
a.
Kamer Built in VTR (camrecorder)
b.
Kamera Separate VTR
Biasanya 1 (satu) set
kamera ENG terdiri atas :
a.
Lensa (portable lens)
b.
Kamera head
c.
View
finder (VF)
d.
Video
Cassette Recorder (VCR)
e.
Microphone
(mic)
f.
Batterry
and housing
g.
Ultra
Light Lamp / Eye Lamp
h.
Camera
mounting : tripod dan spreader
i.
Carryng
Case : kamera (camcorder)
dan tripod
2.3.1.3.1.3. Kamera EFP (Electronics Field Production)
Kamera jenis ini biasanya dipakai untuk
produksi dalam ruangan (in door),
hampir sama dengan jenis pertama.
1
(kamera) set kamera EFP biasanya terdiri atas :
a. Kamera:
lensa (portable / box lens), kamera head, view finder (VF), camera mounting, rolling tripod, hand crane.
b. Kabel kamera
c. Camera Control Unit / Base Station,
d. Remote Control Panel / Operation
Control Panel,
e. System Monitoring
: wavefrom monitor dan video monitor,
f. Power Supply
2.3.1.3.2. Lampu
Studio
Lampu
studio yang dipasang tetap dan lampu portable yang dilengkapi dengan stand
lampu. Lampu berfungsi untuk penerangan agar cahaya yang mengenai obyek
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kamera, sehingga dapat diperoleh gambar yang
berkualitas/jelas.Lampu studio yang di pasang tetap pada plafon diatas arena
shoting jumlahnya lebih dari 10 lampu dan arahnya diatur sehingga mengarah pada
obyek. Pengaturan lampu dilakukan oleh seorang operator penata cahaya.Sedangkan
lampu portabel yang dilengkapi
tripot/stand digunakan bila dirasa intensitas cahayanya masih kurang. Setiap
lampu biasanya memiliki daya 1000 -1500 watt. Semua lampu dihubungkan ke sumber
listrik melalui switcher box dan switcher utama dengan menggunakan kabel listrik
dan pengaman. Switcher box lampu. Terdiri dari kumpulan switch (skakelar) lampu
yang masing-masing berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu studio. Switcher box
dihubungkan ke sumber listrik melalui panel sekering pengaman otomatis/MCB ke
switcher utama jenis handle.
2.3.1.3.3.
Talkback
Untuk sarana komunikasi antar kru yang terlibat dalam
sebuah produksi televisi dengan multikamera diperlukan alat komunikasi. Alat
vital ini dinamakan talkback. Tidak seperti pada kamera ENG, dalam
kamera EFP dan kamera studio, talkback bisa diintegrasikan langsung dikamera
tersebut. Talkback terdiri atas microphone
serta headset.
2.3.1.3.4.
Teleprompter
Tidak semua produksi multikamera memerlukan alat ini,
sangat tergantung dari jenis acara yang diproduksi. Ini merupakan alat bantu bagi
anchor atau pembawa acara untuk menyampaikan informasi tertentu. Satu set alat
ini terdiri dari monitor yang diintegrasikan pada kamera serta satu unit
komputer di MCR.Teleprompter
sebetulnya ”bukan” alat komunikasi dan tidak di desain untuk keperluan itu.Teleprompter
di “tempelkan” pada lensa kamera, sehingga
ketika anchor membaca pandangan mata masih ke arah kamera. Untuk
beberapa hal, teleprompter ini bisa juga digunakan director atau
producer untuk memberikan “isyarat” tertentu pada pembawa acara tadi.
2.3.2.
Sub Control ( Ruang Kendali )
Sub
control (ruang kendali ) merupakan tempat untuk melakukan
seluruh kegiatan produksi[ix].
Di tempat ini, pengarah program, produser, dan asisten produser membuat
keputusan mengenai gambar dan suara terbaik yang akan disiarkan secara langsung
atau direkam. Ruang kontrol studio menjalankan empat fungsi kontrol produksi
yaitu: kontrol program ( program control
), kontrol gambar ( image control ),
kontrol suara ( audio control ), dan
kontrol cahaya ( lighting control ).
Peralatan –peralatan penting di ruang kontrol studio
antara lain:
2.3.2.1.Video Mixer / Vision Mixer
Peralatan
ini berguna untuk memilih gambar atau video yang berasal dari kamera, VT, maupun
komputer dan sekaligus sebagai alat kombinasi gambar. Digunakan untuk menerima masukan
dari setiap kamera yang digunakan untuk shoting dan meneruskan ke VTR untuk
direkam.
Alat ini juga berfungsi untuk
memilih gambar dari kamera mana yang akan direkam ke VTR. Dan efek-efek apa
yang akan dipilih dan digunakan sebagai transisi perpindahan gambar dari kamera
yang satu ke kamera yang lain oleh switcherman atas perintah sutradara.
2.3.2.2.Audio Mixer
Peralatan
ini berguna untuk mengontrol atau mengatur sumber – sumber audio dari studio
set maupun sumber lain yang akan masuk dalam siaran.
2.3.2.3.TV
Monitor
TV monitor. Berfungsi sebagai
display kamera untuk memonitor hasil pengambilan gambar setiap kamera sehingga
bisa diketahui kualitasnya agar dipilih sutradara untuk direkam di master VTR.
Oleh karena itu Setiap kamera dipasang satu monitor. Master VTR juga membutuhkan dipasang satu
monitor untuk mengetahui gambar dari kamera mana yang sedang direkam di VTR. Pemilihan
gambar dilaksanakan oleh switcherman dengan memilih menggunakan mixer Video
yang telah dilengkapi dengan fasilitas switcer.
Perpindahan gambar dari kamera satu
ke kamera yang lain menggunakan mode wiper sehingga perpindahan atau transisi
dari gambar tidak jumping dan halus. Transisi ada beberapa mode seperti super
inpose, wip horizontal, vertikal, diagonal dan sebagainya.
2.3.2.4.Sound
System
Sound sistem yang terdiri dari mic,
mixer audio, equalizer, amplifier, speaker, headpone, tape recorder/cassette
recorder, piringan hitam, CD/DVD player dan sebagainya. Sound sistem digunakan
untuk keperluan talk back komunikasi antara kamerawan dengan sutradara/pengarah
dalam rangka koordinasi, pemberian instruksi oleh pengarah kepada kamerawan. Talkback
juga disalurkan ke ruang-ruang lain seperti ruang telecine untuk koordinasi
pemutaran film, slide dan sebagainya.
Sound sistem juga berfungsi sebagai
sumber suara utama dan pendukung program. Suara utama adalah suara obyek
shoting dan suara pendukung adalah sebagai sumber suara untuk backsound musik,
sound efex dan sebagainya. Microphone untuk menangkap suara dan diubah menjadi
elektris dan disalurkan ke mixer audio.dari mixer disalurkan ke qualizer.Pada
mixer dan equalizer suara bisa diolah nadanya sehingga kualitas suaranya baik. Selanjutnya
keluarannya disalurkan ke amplifier untuk diperkuat dan keluaranya disalurkan
ke tape recorder untuk direkam atau langsung ke Video Tape Recorder (VTR).
2.3.2.5.Lighting Control
Peralatan
ini berfungsi seperti mixer yang berguna untuk pengesetan dan pengaturan cahaya
yang ada dalam studio set. Instrumen
pengatur cahaya biasanya terletak pada ruang kontrol studio atau pada salah
satu sudut di studio. Posisi pengatur cahaya yang berada di ruang kontrol akan
memberikan banyak keuntungan, karna penata cahaya dapat langsung berkomunikasi
orang-orang di ruang kontrol. Studio televisi dilengkapi dengan sistem
pencahayaan yang terdiri atas sejumlah sumber cahaya yang diagntungkan pada
langit-langit studio.Setiap sumber cahaya tersebut harus dapat diatur tingkat
pencahayaan yang diperlukan untuk setiap program.
2.3.2.6.Character
Generator
Biasa juga
disebut dengan CG atau Chargen , ini adalah untuk membuat
serta menampilkan title, subtitle,serta graphic yang dibutuhkan dalam tayangan
produksi acara televisi. Ada yang berbentuk keyboard yang dihugungkan langsung
ke vision mixer, ada juga beerbentuk satu unit komputer yang berdiri sendiri
yang bisa dihubungkan ke vision mixer.
2.3.2.7.Waveform
Alat ini digunakan untuk mengukur
kualitas video yang dihasilkan oleh masing-masing kamera serta dari VT. Juga
bisa digunakan untuk mengukur audio. Waveform menampilkan graphic yang menjadi
parameter atau acuan yang bisa digunakan apakan kualitas video dan audio sudah
sesuai harapan atau belum.
2.3.2.8.CCU (Camera Control Unit)
Ini merupakan
satu alat yang bisa mengontrol beberapa fungsi yang ada di kamera. Yang bisa
dikontrol atau digantikan fungsinya melalui alat ini diantaranya adalah
pengaturan pencahayaan (brightness contrast), temperatur warna (color
temperature), kecepatan (shutter speed), white balance,
serta warna hue (red, green, blue). Jumlah CCU yang
digunakan sama persis dengan jumlah kamera yang digunakan karena masing-masing
kamera dikontrol oleh satu CCU.
2.3.2.9.Video Tape Recording (VTR) Material Room
VTR adalah peralatan yg digunakan untuk merekam (Record) dan memutar (playback) gambar dan suara untuk
keperluan siaran.
Bagian ini merupakan tempat penyedian materi-materi program siaran yang
berbentuk tape atau kaset
siap tayang seperti sinetron, program non-drama. VTR berfungsi merekam dan
melihat rekaman pada proses produksi, dapat juga digunakan untuk meng-capture (mengubah
rekaman dari kaset pita ke digital). Kaset-kaset tersebut di barcode
atau dikomputerisasikan sehingga terdapat pembagian segmen untuk sebuah program
acara. Kemudian setelah dibagi, di input ke Flexicart atau
mesin pemutar materi program[x].
2.3.3.
Master Control ( Ruang Kendali Siar
)
Ruang master kontrol atau Master Control Room (MCR) Televisi atau sering disebut juga sebagai ruang kendali siaran
televisi, merupakan ruangan yang
berisikan perangkat teknis utama penyiaran dalam mengontrol segala proses
siaran stasiun televisi. MCR menjadi pusat dari segala kegiatan produksi siaran
yang ada di stasiun penyiaran televisi. MCR sangat penting karena semua materi
siaran baik acara secara langsung (live) maupun rekaman di studio, atau
kejadian yang langsung dari suatu lokasi di luar studio melalui OB Van atau mobil siaran, harus melalui MCR
terlebih dahulu, sebelum akhirnya dipancarkan ke satelit. Materi siaran berupa iklan, logo stasiun televisi, program-program
acara, running text dan sebagainya, semuanya telah
disiapkan di MCR untuk ditayangkan.
Bagian penyiaran atau broadcasting merupakan ujung dari produksi materi
siaran seperti program acara, iklan, dan sebagainya. MCR menjadi pusat kegiatan
penyiaran, meliputi pengoperasian peralatan siaran televisi dan hal-hal
non-teknis seperti pengaturan waktu tayang. Beberapa stasiun televisi
menempatkan bagian penyiaran menjadi satu departemen tersendiri yang umum
dikenal dengan Departement On
Air Broadcas[xi]t. Dalam
departemen ini, terdapat bagian teknis (meliputi Master Control dan video tape recording (VTR) On Air), bagian non-teknis
(meliputi traffic log dan presentasi). Seluruh materi siaran
akan melalui MCR dan kemudian menuju perangkat uplink untuk
ditransmisikan melalui satelit dan ke stasiun relay di seluruh Indonesia.
Master control juga
bertanggung jawab terhadap kualitas teknis program sesuai dengan standar yang
ditentukan. Kegiatan pada Master control dapat
dibagi menjadi empat bagian yaitu:
1.
Masukan program ( program
input )
Materi program yang masuk ke master control dapat berasal dari
studio, satelit, stasiun jaringan, siaran langsung diluar studio atau kurir
dalam bentuk video tape. Program
siaran langsung, akan langsung diarahkan ke pemancar, namun sebagian besar
materi program harus disimpan dulu sebelum disiarkan. Master control juga menyimpan berbagai jeda ( station break ) yang dapat berupa iklan, promo ( teaser ) program selanjutnya,
pengumuman, identifikasi stasiun yang muncul di antara program.
2.
Penyimpanan
program ( program storage )
Seluruh materi program yang sudah direkam disimpan
di Master
control atau pada ruang penyimpanan
yang telah ditetukan. Setiap program memiliki kode tertentu agar dapat cepat
diketahui dan di temukan.
3.
Penemuan
program ( program retrieval )
Penemuan program ( program retrieval ) mencakup kegiatan pemilihan, permintaan dan
penayangan materi program. Penemuan program ditentukan oleh program log yang
berisi daftar perinci setiap program yang ditentukan pada hari tertentu.
Program log berisi informasi yang diperlukan bagi
efisiensi operasional stasiun penyiaran seperti informasi mengenai waktu tayang
program, durasi program, judul program, asal atau sumber program, kode program,
jenis program ( langsung atau rekaman ). Program log diterbitkan setiap hari,
biasanya lebih dulu satu atau dua hari dari penayangan.Kebanyakan stasiun TV
menampilkan program log dilayar komputer, namun terkadang menyediakan pula
dalam bentuk hard copy.
4.
Traffic
Traffic adalah
bagian yang sangat penting pada sebuah stasiun televisi, namun tak banyak orang
yang memahaminya. Traffic, seperti
yang ditunjukan namanya, ialah daftar yang berisi jadwal yang menjaga alur dari
seluruh susunan acara, iklan, promosi, berita yang akan mengudara. Dunia
penyiaranmembutuhkan ketepatan untuk semua jadwal yang sudah disusun, untuk itu
dibutuhkan Traffic.
Dengan demikian, Traffic
merupakan panduan yang akan memberitahu teknisi apa yang nanti akan ditayangkan
dan berapa lama waktunya. Traffic
ialah jadwal harian untuk suatu stasiun televisi yang berisi catatan yang
menunjukan kapan dan apa yang sudah diudarakan. Bagi departemen
pemasaran, Traffic merupakan jadwal
yang memungkinkan secara akurat mengirimkan tagihan untuk penayangan
iklan-iklan.
Dewasa ini, Traffic
untuk stasiun televisi sudah sepenuhnya menggunakan program komputeryang
dijalankan secara otomatis. Maka seluruh program, promosi dan iklan, bisa
dijalankan dan dihentikan melalui komputer. Bila mesin Traffic tidak berjalan sesuai jadwal, maka program tidak bisa
diputar pada waktu yang tepat sehingga dapat muncul berbagai persoalan lain,
misalnya stasiun televisi dapat kehilangan uang dari iklan yang harus
disiarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar