Senin, 26 Oktober 2015

Drama

Pengertian drama
Drama adalah karangan yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia dalam bertingkah laku yang dipentaskan dalam beberapa babak. Seni drama sering disebut seni teater.


Pengertian Drama
Sejarah drama sebagai tontonan sudah ada sejak zaman dahulu. Nenek moyang kita sudah memainkan drama sejak ribuan tahun yang lalu. Bukti tertulis yang bisa dipertanggung jawabkan mengungkapkan bahwa drama sudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini didasarkan temuan naskah drama kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi lakonnya berupa persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa. Sejarah lahirnya drama di Indonesia tidak jauh berbeda dengan kelahiran drama di Yunani. Keberadaan drama di negara kita juga diawali dengan adanya upacara keagamaan yang diselenggarakan oleh para pemuka agama. Intinya, mereka mengucapkan mantra dan doa.
Ada beberapa jenis drama tergantung dasar yang digunakannya. Dalam pembagian jenis drama, biasanya digunakan tiga dasar, yakni: berdasarkan penyajian lakon drama, berdasarkan sarana, dan berdasarkan keberadaan naskah drama. Berdasarkan penyajian lakon, drama dapat dibedakan menjadi delapan jenis, yaitu:
Tragedi: drama yang penuh dengan kesedihan
Komedi: drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.
Tragekomedi: perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
Opera: drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.
Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik.
Farce: drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.
Tablo: jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.
Sendratari: gabungan antara seni drama dan seni tari.
a. Sandiwara. Istilah ini diciptakan oleh Mangkunegara VII, berasal dari kata bahasa Jawa sandhi ang berarti rahasia, dan warah yang berarti pengajaran. Ole Ki Hajar Dewantara, istilah sandiwara diartikan sebagai pengajaran yang dilakukan dengan perlambang, secara tidak langsung.
b. Lakon. Istilah ini memiliki beberapa kemungkinan arti, yaitu (1) cerita yang dimainkan dalam drama, wayang, atau film (2) karangan yang berupa cerita sandiwara, dan (3) perbuatan, kejadian, peristiwa.
c. Tonil. Istilah ini berasalh dari bahasa Belanda toneel, yang artinya pertunjukan. Istilah ini populer pada masa penjajahan Belanda.
d. Teater. Istilah ini berasal dari kata Yunani theatron, yang arti sebenarnya adalah dengan takjub memandang, melihat. Pengertian dari teater adalah (1) gedung pertunjukan, (2) suatu bentuk pengucapan seni yang penyampaiannya dilakukan dengan dipertunjukkan di depan umum.
e. Pentas. Pengertian sebenarnya adalah lantai ang agak tinggi, panggung, tempat pertunjukan, podium, mimbar, tribun.
f. Sendratari. Kepanjangan akronim ini adalah seni drama dan tari, artinya pertunjukan serangkaian tari-tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang penari dan mengisahkan suatu cerita dengan tanpa menggunakan percakapan.
g. Opera. Artinya drama musik, drama yang menonjolkan nyanyian dan musik.
h. Operet. Opera kecil, singkat, dan pendek.

i. Tablo. Yaitu drama yang menampilkan kisa dengan sikap dan posisi pemain, dibantu oleh pencerita. Pemain-pemain tablo tidak berdialog.
Berdasarkan sarana pementasannya, pembagian jenis drama dibagi antara lain:
Drama Panggung: drama yang dimainkan oleh para aktor dipanggung.
Drama Radio: drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa didengarkan oleh penikmat.
Drama Televisi: hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya drama televisi tak dapat diraba.
Drama Film: drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop.
Drama Wayang: drama yang diiringi pegelaran wayang.
Drama Boneka: para tokoh drama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.
Jenis drama selanjutnya adalah, berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis drama berdasarkan ini, antara lain:
Drama Tradisional: tontonan drama yang tidak menggunakan naskah. 
Drama Modern: tontonan drama menggunakan naskah.

UNSUR-UNSUR DRAMA (TOKOH, LATAR, DAN AMANAT DRAMA)

Indikator : Disajikan teks drama, siswa dapat :
Menentukan tokoh utama
Menentukan latar
Menentukan amanat
Unsur-unsur drama
Tema adalah ide pokok atau gagasan utama sebuah cerita drama
Alur yaitu jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama mulai babak pertama hingga babak terakhir
Tokoh drama atau pelaku drama terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama atau peran utama disebut primadona sedangkan peran pembantu disebut figuran
Watak adalah perilaku yang diperankan oleh tokoh drama. Watak protagonis adalah watak (periku) baik yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : penyabar, kasih sayang, santun, pemberani, pembela yang lemah, baik hati dan sebagainya. Sedangkan watak antagonis adalah watak (perilaku) jahat yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : sifat iri dan dengki, kejam, penindas dan sebagainya
Latar atau setting adalah gambaran tempat, waktu dan situasi peristiwa dalam cerita   drama
Amanat drama adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton. Amanat drama atau pesan disampaikan melalui peran para tokoh drama.
Ciri-ciri Teks Drama :
1. Seluruh cerita berbentuk dialog, baik tokoh maupun narator. Inilah ciri utama naskah dialog, semua ucapan ditulis dalam teks.
Contoh :
Suatu hari di sebuah desa terpencil, ada seorang pemuda berpenampilan sederhana. Ia bernama Paijo.
2. Semua dialog tidak menggunakan tanda petik ("..."). Dialog drama bukan kalimat langsung. Oleh karena itu, naskah drama tidak memakai tanda petik.
Contoh :
Fiqi : Kita bisa selesaikan masalah ini.
Paijo : Sudahlah! Kamu tidak perlu memikirkan ini. Ini bukan masalah yang besar. Jadi kita tidak perlu membincangkan terlalu serius.
3. Naskah drama dilengkapi petunjuk tertentu yang harus dilakukan tokoh pemerannya. Petunjuk itu ditulis dalam tanda kurung (...) atau dengan memberikan jenis huruf yang berbeda dengan huruf dialog.
Contoh :
Fiqi : Sudah! Jangan dilanjutkan lagi perkelahian ini. Sebaiknya kita selesaikan secara dewasa (sambil berwajah serius)
4. Naskah drama terletak diatas dialog atau disamping kiri dialog.
Contoh :
Stark : Saat ini Loki sudah berhasil membuka portal-nya.
Thor : Saatnya kita beraksi.
Fiqi: Jangan gegabah, sebaiknya kita membangun strategi dulu Stark.
Itulah Ciri-ciri Teks Drama yang sampai saat ini masih berlaku. Demikianlah postingan saya dalam sebuah dunia maya.


Ciri-ciri drama adalah seperti yang berikut:

Mesti ada konfliks 
Mesti ada aksi 
Harus dilakonkan 
Tempoh masa kurang daripada 3 jam 
Tiada ulangan dalam satu masa 

Jenis-jenis drama pula adalah seperti yang berikut: 

Tragedi 
Komedi 
Tragi-Komedi 
Opera 
Pantonim 
Bangsawan 

Tragedi 

Mengandungi cerita tentang kemalangan dan kesedihan. 

Komedi 

Mengutarakan kisah hidup sehari-hari dengan pelbagai peristiwa lucu yang boleh menyebabkan penonton ketawa. 

Tragi-Komedi 

Mengandungi unsur-unsur kesedihan dan unsur-unsur lucu. 

Opera 

Mengemukakan cerita yang digabungkan dengan muzik. 

Pantomim 

Lakonan dipersembahkan melalui gerak badan dan memek muka yang berlebihan untuk menyatakan aksi dan perasaan watak. 

Bangsawan 

Para pelakon membentuk dan mengubah sendiri dialog-dialog yang ingin disampaikan. 

Drama-drama yang akan dipelajari oleh para pelajar Tingkatan 4 ialah: 

Serunai Malam 
Titik-titik Perjuangan 
Seri Nara  

Istilah-istilah dalam drama
a.Babak
Babak, merupakan bagian dari lakon drama. Dalam satu lakon drama mungkin saja terdiri dari satu, dua atau tiga babak bahkan mungkin lebih. Batas antara babak satu dengan babak selanjutnya ditandai dengan turunnya layer atau matinya penerangan lampu pementasan. Bila lampu dinyalakan kembali atau layer diangkat kembali biasanya ada perubahan penataan panggung yang menggambarkan setting yang berbeda.

b.Adegan
Adegan adalah bagian dari babak. Sebuah adegan hanya bagian dari rabgkaian suasana dalam babak.

c.Prolog
Prolog adalah kata pendahuluan dalam lakon drama. Prolog biasanya berisi tentang perkenalan tokoh-tokoh dan pemerannya, konflik yang terjadi dan juga synopsis lakon.

d.Epilog
Epilog adalah kata penutup yang mengakhiri pementasan. Isinya kadang berupa kesimpulan atau ajaran yang bisa diambil dari tontonan drama yang telah disajikan.

e.Dialog
Dialog adalah percakapan para pemain. Dialog memegang peranan penting karena menjadi pengarah lakon drama. Agar dialog tidak membosankan maka pengucapannya harus disertai penjiwaan secara emosional, selain itu pelafalannnya harus jelas dan cukup keras.

f.Monolog
Monolog adalah percakapan seorang pemain dengan dirinya sendiri.

g.Mimik
Mimik adalah ekspresi gerak-gerik wajah untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.

h.Pantomim
Pantomime adalah ekspresi gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.

i.Pantomimik
Pantomimic adalah perpaduan ekspresi gerak-gerik wajah dan gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.

j.Gestur
Gestur adalah gerak-gerak besar, yaitu gerakan tangan kaki, kepala, dan tubuh pada umumnya yang dilakukan pemain.

k.Bloking
Bloking adalah aturan berpindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain agar penampilan pemain tidak menjemukan.

l.Gait
Gait berbeda dengan bloking karena diartikan tanda-tanda khusus pada cara berjalan dan cara bergerak pemain.

m.Akting
Akting adalah gerakan-gerakan yang dilakukan pemain sebagai wujud penghayatan peran yang dimainkan.

n.Aktor
Aktor adalah orang yang melakukan acting yaitu pemain drama. Untuk actor wanita disebut sebagai aktris.

o.Improvisasi
Improvisasi adalah gerakan-gerakan atau ucapan-ucapan penyeimbang untuk lebih menghidupkan peran.

p.Ilustrasi
Ilustrasi adalah iringan bunyi-bunyian untuk memperkuat suasana yang sedang digambarkan. Istilah ilustrasi juga bias disebut musik pengiring.

q.Kontemporer
Kontemporer adalah lakon atau naskah serba bebas yang tidak terikat aturan.

r.Kostum
Kostum adalah pakaian para pemain yang dikenakan pada saat memerankan tokoh cerita di panggung.

s.Sekenario
Skenario adalah susunan garis-garis besar lakon drama yang akan diperagakan para pemain.

t.Panggung
Panggung adalah tempat para actor memainkan drama.

u.Layar
Layar adalah kain penutup panggung bagian depan yang dapat dibuka dan ditutup sesuai dengan kebutuhan.

v.Penonton
Penonton adalah semua orang yang hadir untuk menyaksikan pertunjukan drama.

w.Sutradara
Sutradara adalah orang yang memimpin dan paling bertanggung jawab dalam pementasan drama.



A. Pengertian Drama
Istilah drama berasal dari bahasa yunani droomai yang berarti berbuat. Pengertian drama adalah pertunjukan cerita atau lakon kehidupan manusia yang dipentaskan. Drama ialah aksi mimetic (peniruan), yaitu aksi yang meniru atau mewakilkan perlakuan manusia. Menurut Aristotle, drama ialah peniruan kehidupan, sebuah cermin budaya dan suatu bayangan kebenaran.
Dalam buku The American College Dictionary, drama didefinisikan sebagai karangan prosa dan puisi yang menyajikan dialog, pantomin atau cereka yang mengandungi konflik untuk dipentaskan. Mengikut Oxford Dictionary, drama sebagai komposisi prosa boleh disesuaikan untuk disaksikan di atas pentas yang ceritanya disampaikan melalui dialog dan aksi, dan dipersembahkan dengan bantuan gerak, kostum dan latar hiasan seperti kehidupan yang sebenar. Bagi Aristotle, plot merupakan penggerak utama sesebuah drama dan drama harus dibina dari tiga kesatuan, yaitu aksi, tempat dan masa.
Elemen-elemen inilah yang menyebabkan drama menjadi sebagian dari cabang sastra. Selain elemen sastra, drama juga merangkumi elemen-elemen seni yang lain seperti lakon, seni musik, seni busana dan seni tari. 
B. Ciri-ciri Drama
Pada umumnya, drama mempunyai ciri-ciri yang berikut :
 Drama merupakan prosa modern yang dihasilkan sebagai naskah untuk dibaca dan dipentaskan.
Ø
 Naskah drama boleh berbentuk prosa atau puisi.
Ø
 Drama terdiri dari dialog yang disusun oleh pengarang dengan watak yang diwujudkan. 
Ø
 Pemikiran dan gagasan pengarang disampaikan melalui dialog watak-wataknya.
Ø
 Konflik ialah unsur penting dalam drama. Konflik digerakkan oleh watak-watak dalam plot, elemen penting dalam sesebuah skrip drama.
Ø
 Sebuah skrip yang tidak didasari oleh konflik tidak dianggap sebuah drama yang baik.
Ø
 Gaya bahasa dalam sebuah drama juga penting kerana ia menunjukkan latar masa dan masyarakat yang diwakilinya, sekali gus drama ini mencerminkan sosiobudaya masyarakat yang digambarkan oleh pengarang
Ø
C. Unsur-unsur Drama
Unsur dalam drama dapat diklasifikasikan menjadi dua unsur yaitu unsur intrinsik (unsur dalam) dan unsur ektrinsik (unsur luar). Unsur intrinsik atau disebut juga unsur dalam adalah unsur yang tidak tampak.
Unsur intrinsik (unsur dalam) diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Tokoh
Tokoh adalah individu atau seseorang yang menjadi pelaku cerita. Pelaku cerita atau pemain drama disebut actor (pria) dan aktris (wanita). Tokoh dalam cerita fiksi atau drama berkaitan dengan nama, usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaan.
Tokoh dalam drama diklasifikasikan menjadi:
a. Berdasarkan sifatnya, tokoh diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Tokoh protagonist yaitu tokoh utama yang mendukung cerita.
2. Tokoh antagonis yaitu tokoh penentang cerita. Biasanya ada seorang tokoh utama yang menetang cerita.
3. Tokoh tritagonis yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonist maupun tokoh antagonis.
b. Berdasarkan peranannya, tokoh diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Tokoh sentral yaitu tokoh yang paling menentukan dalam drama. Tokoh sentral merupakan penyebab terjadinya konflik. Tokoh sentral meliputi tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
2. Tokoh utama yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai perantara tokoh sentral atau dalam hal ini adalah tokoh tritagonis.
3. Tokoh pembantu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita saja. Jadi tidak semua drama menampilkan kehadiran tokoh pembantu.
Contoh:
Dalam cerita Romeo dan Juliet tokoh protagonist yang sekaligus juga tokoh sentral adalah Romeo dan Juliet. Tokoh utama sekaligus juga tokoh tritagonis adalah pendeta Lorenso dan wakil keluarga Capulet. Tokoh-tokoh lain, seperti tentara pangeran, inang, wakil-wakil Montage, dan wakil-wakil Capulet yang lain adalah tokoh-tokoh pembantu.
2. Perwatakan atau Penokohan
Perwatakan disebut juga penokohan. Perwatakan atau Penokohan adalah penggambaran efek batin seseorang tokoh yang disajikan dalam cerita. Watak pada tokoh digambarkan dalam tiga dimensi (watak dimensional). Penggambaran itu berdasarkan keadaan fisik biasanya dilukiskan paling awal, baru kemudian sosialnya. Pelukisan watak tokoh dapat langsung pada dialog yang mewujudkan watak dan perkembangan lakon.
a. Keadaan Fisik
Yang termasuk dalam keadaan fisik tokoh adalah umur, jenis kelamin, cirri-ciri tubuh, cacat jasmani, cirri khas yang menonjol,, suku, bangsa, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, kurus/gemuk. Misalnya seseorang yang berleher pendek mempunyai watak mudah tersinggung, seseorang yang berleher panjang mempunyai watak sabar.
b. Keadaan Psikis
Keadaan psikis tokoh meliputi: watak, kegemaran, mental, standar moral, temperanmen, ambisi, psikologis yang dialami, dan keadaan emosi.
c. Keadaan Sosiologis
Keadaan sosiologis tokoh meliputi: jabatan, pekerjaan, kelas social, ras, agama, dan ideology. Contoh penampilan pegawai bank akan berbeda dengan penampilan makelar, kendatipun keadaan social ekonominya sama. Penampilan istri bupati, akan berbeda dengan penampilan istri gubernur atau istri lurah. Perwatakan tokoh-tokoh dalam drama digambarkan melalui dialog, ekspresi, atau tingkah laku sang tokoh.
3. Setting
Setting diciptakan penulis/pengarang untuk memperjelas satuan peristiwa dalam cerita agar menjadi logis atau konkretisasi sebuah tempat agar penonton, pembaca mempunyai pembayangan yang tepat terhadap berlangsungnya suatu peristiwa. Selain itu, setting juga diciptakan untuk menggerakan emosi atau kejiwaan pembaca atau penonton. Secara emottif penonton atau pembaca diharapkan mempunyai daya khayal yang lebih dalam sesuai dengan kedalaman-kedalaman pengalaman berfikirnya. Misalnya pelaku yang berada diantara deretan pedagang-pedagang kaki lima, bukan di sebuah plasa atau supermarket, pembaca atau penonton akan menagkap kesan kesedihan, bahkan kemiskinan.
Setting atau tempat kejadian cerita sering disebut juga latar cerita. Setting meliputi tiga dimensi:
a. Setting tempat
Setting tempat adalah tempat terjadinya cerita dalam drama. Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri. Setting tempat berhubungan dengan setting ruang dan waktu.
b. Setting waktu
Setting waktu adalah waktu atau zaman atau periode sejarah terjadinya cerita dalam drama. Setting waktu juga terjadi di waktu pagi, siang, sore, atau malam.
c. Setting ruang
Setting ruang juga dapat berarti ruang dalam rumah atau latar rumah, hiasan, warna, dan peralatan dalam ruang akan memberi corak tersendiri dalam drama yang dipentaskan. Misalnya di ruang tamu keluarga modern yang kaya akan berbeda dengan ruang tamu keluarga tradisional yang miskin.
4. Tema
Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang mendasari pembuatan sebuah drama. Tema dalam drama dikembangkan melalui alur, tokoh-tokoh dan perwatakan yang memungkinkan adanya konflik, dan ditulis dalam bentuk dialog. Tema yang bisa diangkat dalam drama adalah masalah percintaan, kritik social, kemiskinan, kesenjangan social, penindasan, ketuhanan, keluarga yang retak, patriotism, dan renungan hidup.
5. Alur atau plot
Alur atau plot adalah jalan cerita. Dalam alur sebuah naskah drama bukan permasalahan maju-mundurnya sebuah cerita seperti yang dimaksudkan dalam karangan prosa, tetapi alur yang membimbing cerita dari awal hingga tuntas. Dimulai dengan pemaparan (perkenalan awal tokoh dan penokohan), adanya masalah (konflik), konflikasi (masalah baru), krisis (pertentangan mencapai titik puncak-klimak s.d. antiklimaks), resolusi (pemecahan masalah), dan ditutup dengan ending (keputusan). Ada pula yang menggambarkan alur dalam sebah naskah drama itu pemaparan-masalah-pemecahan masalah atau resolusi-keputusan.
6. Amanat atau pesan pengarang
Seorang pengarang drama baik sadar atau tidak sadar pasti menyampaikan amanat dalam karyanya. Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton melalui karyanya. Amanat yang hendak disampaikan pengarang melalui drama harus ditentukan atau dicari sendiri oleh pembaca atau penonton. Setiap pembaca atau penonton dapat berbeda-beda dalam menafsirkan amanat drama.
Amanat bersifat kias subjektif dan umum sedangkan tema bersifat lugas, objektif, dan khusus. Amanat sebuah drama akan lebih mudah ditafsirkan, jika drama itu dipentaaskan. Amanat biasanya memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Amanat drama selalu berhubungan dengan tema drama.
Contoh:
Drama Romeo dan Juliet bertema masalah percintaan yang berakhir dengan kematian, berdasarkan temanya drama Romeo dan Juliet memiliki amanat:
a. Meskipun manusia begitu cermat dan teliti merencanakan sesuatu, Tuhan jugalah yang menetukan apa yang terjadi.
b. Manusia tidak kuasa melawan garis nasib yang ditetapkan oleh Tuhan.
Amanat drama yang dipaparkan diatas adalah versi penulis. Amanat drama Romeo dan Juliet dapat ditafsirkan berbeda-beda oleh penonton atau pembacanya.
Sedangkan unsur ekstrinsik (unsur luar) dalam drama adalah unsur yang tampak, seperti adanya dialog atau percakapan. Namun, unsur-unsur ini bisa bertambah ketika naskah sudah dipentaskan. Seperti panggung, properti, tokoh, sutradara, dan penonton. 
D. Jenis-jenis Drama
Jenis-jenis drama dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan isi ceritanya.
a. Drama tragedy (drama duka)
Tragedy atau drama duka adalah drama yang melukiskan kisah sedih yang besar dan agung. Tokoh-tokohnya terlibat dalam bencana atau masalah yang besar. Drama tragedy menceritakan pertentangan antara tokoh protagonist dengan kekuatan dari luar atau tokoh lainya. Pertentangan ini berakhir dengan keputusan, kehancuran, atau kematian tokoh protagonis.
Contoh:
Drama Romeo dan Juliet, film Ttitanic.
b. Melodrama
Melodrama adalah drama yang sangat menyentuh perasaan (sentimental), mendebarkan hati, dan mengharukan. Ceritanya dilebih-lebihkan sehingga kurang meyakinkan penonton. Tokoh-tokoh dalam melodrama adalah tokoh-tokoh yang hitam putih dan bersifat tetap (stereotip). Seorang tokoh jahat adalah seluruh wataknya jahat, tidak ada sisi baik sedikkitpun, sebaliknya, tokoh hero atau tokoh protagonist adalah tokoh pujaan yang luput dari kekurangan, kesalahan, dan tindak kejahatan. Tokoh hero ini pada akhirnya akan memenagkan peperangan, masalah, atau persaingan yang ada. Tokoh-tokoh dalam melodrama dilukiskan pasrah atau menerima nasibnya terhadap apa yang terjadi. Biasanya sinentron dan film Indonesia merupakan melodrama.
Contoh:
Film Ada Apa Dengan Cinta, sinetron Cinta Fitri.
c. Komedi (drama ria)
Komedi adalah drama ringan yang sifatnya menghibur dan didalamnya terdapat dialog kocak yang bersifat menyindir dan biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Drama komedi menampilkan tokoh tolol, konyol, atau tokoh bijaksana tapi lucu. Penilaian penonton terhadap drama komedi dapat berbeda. Ada yang dapat tertawa saat menonton drama komedi, ada juga yang tidak. Perbedaan penilaian ini disebabkan oleh perbedaan budaya dan pengalaman. Penonton yang pernah mengalami peristiwa yang diceritakan dalam drama komedi akan tertawa jika melihat drama tersebut.
Contoh:
Film Mister Bean, sinetron Bajaj Bajuri
d. Dagelan
Dagelan adalah drama kocak dan ringan. Isi cerita dagelan biasanya kasar, lentur, dan vulgar. Dalam dagelan tidak terdapat kesetiaan terhadap alur cerita. Irama permainan dapat melantur dan ketetapan waktu tidak dipatuhi. Tokoh-tokoh dalam dagelan mempunyai watak yang berubah-ubah dari awal sampai akhir. Tokoh yang serius dapat berubah secara tiba-tiba menjadi kocak. Dagelan disebut juga banyolan, sering disebut tontonan konyol atau tontonan murahan.
Contoh:
Teater Srimulat, Ketoprak Humor, Opera Van Java, dan Opera Anak
2. Berdasarkan cara penyajianya
a. Closed Drama (drama untuk dibaca)
Closed drama adalah drama yang dibuat hanya untuk dibaca dan hanya indah untuk dibaca. Closed drama mempunyai dialog-dialog yang panjang dan menggunakan bahasa yang indah. Dialog-dialog yang digunakan tidak mencerminkan percakapan sehari-hari sehingga sulit dipentaskan.
b. Drama treatikal (Drama yang dipentaskan)
Drama treatikal adalah drama yang dapat dipentaskan. Drama treatikal dipentaskan di atas pentas atau panggung.
c. Drama radio
Drama radio adalah drama yang ditayangkan atau dipentaskan melalui radio. Drama radio mementingkan dialog yang diucapkan melalui media radio. Drama radio biasanya direkam melalui kaset. Misalnya, selingan music, sound effect, dan jenis suara. Adegan dan babak dalam drama radio dapat diganti sebanyak mungkin karena tidak perlu menyiapkan pergantian dekor. Misalnya sahur sepuh.
d. Drama televisi
Drama televisi adalah drama yang ditayangkan atau dipentaskan melalui media televisi. Kelebihan drama televisi adalah dalam melukiskan flashback (kenangan masa lalu). Drama televisi berbentuk scenario . drama televisi ditampilkan dalam bentuk film, sinetron, atau telenovela.
3. Berdasarkan bentuknya
a. Sandiwara
Sandiwara berasal dari dua kata bahasa jawa, yaitu sandi yang berarti rahasia dan warah yang berarti ajaran. Sandiwara berarti suatu pengajaran yang diberikan secara rahasia dalam bentuk tontonan.
b. Teater rakyat
Teater rakyat adalah segala jenis tontonan yang dipertunjukan di depan orang banyak dan bersifat kerakyatan. Seperti ketoprak dari jawa, lundruk dari jawa timur, arja dari bali, lenong dari Jakarta, dan sebagainya.
c. Opera
Opera adalah drama yang berisikan nyanyian dan music pada saat pementasanya. Nyanyian digunakan sebagai dialog. Opera sering disebut drama musical.
d. Sendratari
Sendratari adalah seni drama tari atau drama tanpa dialog dari pemainanya. Suasana dan adegan dinyatakan dengan gerak yang berunsur tari. Sendratari sebagian besar diangkat dari cerita-cerita klasik, seperti Ramayana dan mahabarata.
e. Pantomim
Pantomim adalah pertunjukan drama tanpa kata-kata yang hanya dimainkan dengan gerak dan ekspresi wajah biasanya diiringi music.
f. Operet atau Operette
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
g. Tableau
Tableau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya. Atau drama tanpa kata-kata, dan pelaku hanya mengandalkan gerak patah-patah.
h. Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama atau religius.
i. Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang.
j. Minikata
Drama dengan cakapan singkat yang mengandalkan gerak treatikal.
4. Menurut masanya drama dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.
a. Drama Baru (Modern)
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
b. Drama Lama (Klasik)
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya. 
E. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pementasan Drama
Didalam pementasan drama ini ada beberapa istilah-istilah yang perlu diketahui, yaitu:
1) Prolog yaitu kata –kata pembukaan dalam suatu pementasan drama.
2) Epilog yaitu kata-kata penutup dalam suatu pementasan drama yang berisikanpesan, kesimpulan dan amanat.
3) Monolog yaitu berbicara sendiri dalam suatu pementasan drama.
4) Dialog yaitu bagian dari naskah drama atau percakapan para pemain.
Selain itu, hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah:
a. Tata panggung
Sesuaikah tata panggung dengan tema tersebut? Misalnya tema tentang keadaan perang, tentu saja tata panggung harus bisa menggambarkan hal itu.
b. Pemeran
Pemeran sangat memengaruhi berhasil tidaknya suatu pertunjukan drama. Pemeran harus mampu menampilkan watak dari tokoh yang diperankannya.
c. Kostum
Kostum akan mendukung pementasan tersebut. Pemilihan kostum harus sesuai karakter tokoh yang diperankannya.
d. Suara
Suara sangat memengaruhi kelancaran suatu pementasan. Suara dapat berupa vokal si pemain ataupun musik yang mengiri pementasan itu. Penggunaan pengeras suara sangat diperlukan jika pemain tidak dapat bersuara secara lantang dan jelas.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar