Proses dan Komponen Komunikasi
Proses Komunikasi Massa
Proses merupakan suatu peristiwa yang berlangsung secara kontinyu. Dalam
operasionalnya proses memerlukan berbagai komponen yaitu bagian-bagian
terpenting dan mutlak harus ada pada suatu keseluruhan atau kesatuan.
Schram mengatakan bahwa untuk berlangsungnya suatu kegiatan komunikasi minimal
diperlukan tiga komponen yaitu sumber, pesan dan audiens. Sementara itu Harold
D. Laswell mengatakan bahwa untuk terjadinya proses komunikasi setidaknya
diperlukan lima komponen, yaitu;
a. Who sebagai komunikator yaitu orang yang menyampaikan pesan dalam
proses komunikasi massa (perorangan atau lembaga)
b. Say
What atau Pesan yaitu pernyataan berupa ide,
informasi, opini atau sikap.
c. In
Which Channel atau saluran berupa media komunikasi massa yang
digunakan untuk menyebar/ mengirim pesan komunikasi massa
d. To
whom atau audiens sebagai sasaran komunikasi
e. With
what effect atau hasil dari kegiatan komunikasi massa. Efek dapat diketahui
dari feedback yang diberikan oleh komunikator.
Komponen Komunikasi
Komponen
komunikasi massa pada dasarnya sama dengan komponen komunikasi
secara umum. Komponen komunikasi secara umum diungkapkan oleh Harold D.
Lasswell dalam definisi yang diungkapkannya; who-says
what in which channel-to whom-with what effect. Komponen komunikasi massa pun secara tersurat diungkapkan oleh De
Vito ketika mendefinisikan komunikasi komunikasi massa dapat
didefinisikan dengan memusatkan perhatian pada lima variable yang terkandung
dalam setiap tindak komunikasi dan memperlihatkan bagaimana variable-variabel
ini bekerja pada media massa. Sumber atau komunikator massa adalah suatu organisasi kompleks yang mengeluarkan biaya besar
untuk menyusun dan mengirimkan pesan. Audiens
adalah khalayak dalam jumlah yang tidak terduga atau sangat banyak. Pesanmerupakan milik umum yang
disampaikan secara cepat. Proses antara dua arah (melalui seleksi) dan satu
arah. Konteks yaitu bahwa komunikasi massa berlangsung
dalam suatu konteks social, terjadi hubungan transaksional antara media
dan dan masyarakat. (Devito, 1997: 505).
Menurut
Nurudin (2007), perbedaaan komunikasi massa dengan komunikasi pada
umumnya lebih berdasarkan pada jumlah pesan berlipat-lipat yang sampai
pada penerima. Kadang mereka menerimanya secara serentak, langsung sebagaimana
yang dilakukan oleh televise, di waktu yang lain mereka menerimanya secara
individu seperti dalam film atau bahkan puluhan abad seperti dalam Al-Qur’an
atau buku. Namun secara substansi perbedaannya terletak pada penggunaan media
atau saluran.
Membahas
komponen-komponen komunikasi massa ada baiknya kita merujuk kembali definisi
komunikasi massa yang dikemukakan oleh George Gerbner seperti dikutif oleh
Jalaluddin Rakhmat (1988:188),”Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi
yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu
serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry.
Sementara Hiebert, Ungurait, dan Bohn mengemukakan bahwa komponen-komponen
komunikasi massa meliputi adalah komunikator, kode dan isi, gatekeeper, media,
regulator, filters, audience dan feedback.
Merujuk
pada beberapa definisi di atas setidaknya terdapat beberapa komponen untuk
komunikasi massa yaitu; komunikator, isi, audience, umpan balik, gangguan,
(saluran dan semantik), gatekeeper, pengatur, filter, dan efek. Komponen
komunikasi massa yang diungkapkan oleh para ilmuwan komunikasi secara
substantif memiliki kesamaan, hanya terdapat komponen tambahan yang tidak
terlalu signifikan dalam proses komunikasi massa. Di samping itu untuk
menghindari kebingungan istilah, komponen komunikasi kadang diistilahkan secara
berbeda misalnya untuk komunikator diistilahkan juga sebagai sumber (source),
encoder. Beberapa istilah untuk komunikator tersebut kadang penggunaannya dapat
secara terpisah atau untuk menyebutkan hal yang sama yaitu komunikator. Istilah
penerima pesan diistilahkan juga sebagai audience, komunikan, pendengar,
pemirsa, penonton atau pembaca. Sementara saluran dapat berupa televisi, radio,
surat kabar, buku, film, kaset/ CD, atau internet. Isi merupakan pesan.
1. Komunikator.
Komunikator
dalam komunikasi massa meliputi jaringan yang terdiri dari berbagai komponen di
dalamnya; Pimpinan redaksi, Redaktur pelaksana, editor, penulis, pembaca
berita, copywriter. Komunikator dalam hal ini tergantung dari institusi media
apakah elektronik atau cetak. Dengan demikian komunikator dalam komunikasi
massa bukan individu tetapi sekumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain.
Kumpulan individu tersebut dapat berupa organisasi, lembaga, institusi atau
jaringan media. Apa yang dilakukan oleh komunikator dalam komunikasi
massa mengatasnamakan lembaga bukan atas nama individu.
Komunikator
dalam komunikasi massa memiliki karakteristik sebagai berikut seperti
dinyatakan oleh Hiebert, Ungurait dan Bohn (HUB); a. daya saing (competitivenes);
b. ukuran dan kompleksitas (size & complexity);
c. Industrialisasi (industrialization); d. spesialisasi (specialization);
dan e. perwakilan (representation);
f.costliness
2. Isi
dan kode
Setiap
institusi media memiliki kekhasan masing-masing dalam mengelola isi medianya.
Isi media yang disajikan menyangkut individu dan kelompok social. Bagi Hiebert,
isi media setidak-tidaknya bisa dibagi ke dalam lima kategori; a. berita dan
informasi; b. analisis dan interpretasi; c. pendidikan dan sosialisasi; d.
hubungan masyarakat dan persuasi; e. iklan dan bentuk penjualan lain dan f.
hiburan.
Sementara
kode berkaitan dengan symbol yang digunakan untuk menyampaikan isi media
tersebut (pesan komunikasi). Kode dapat berupa tulisan, kata-kata lisan, foto,
music, film, gambar karikatur.
3. Komunikan/
audiens
Komunikan
dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan penonton televise, ribuan
pembaca buku, majalah, Koran atau jurnal ilmiah. Mereka berbeda satu sama lain.
Menurut Hiebert audience dalam komunikasi massa memiliki karakteristik;
a. Audiens
cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan
dipengaruhi oleh hubungan social di antara mereka. Individu-individu tersebut
memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran.
b. Audiens
cenderung besar yaitu bahwa audiens tersebar ke berbagai wilayah jangkauan
sasaran komunikasi massa. Meskipun begitu, ukuran luas ini sifatnya bisa jadi
relative.
c. Audiens
cenderung heterogen. Mereka berasal dari kategori lapisan dan kategori social.
Beberapa media memiliki sasaran tetapi heterogenitasnya tetap ada.
d. Audiens
cenderung anonym, yakni tidak dikenal atau satu sama lain tidak saling
mengenal.
e. Audiens
secara fisik dipisahkan dari komunikator.
f. Audiens
cenderung tersebar, baik dalam konteks ruang maupun waktu.
4. Umpan
Balik
Komunikasi
dalam arti interaksi ataupun transaki mensyaratkan adanya umpan balik. Proses
komunikasi belum lengkap apabila audiens tidak memberikan respons atau
tanggapan kepada komunikator terhadap pesan yang disampaikannya. Dalam
komunikasi massa, respon tidak terlihat secara langsung oleh komunikator. Agar
responnya dapat sampai, audiens harus memberikan feedback atau
umpan balik.
Ada
dua umpan balik dalam komunikasi massa yakni umpan balik langsung (immediate
feedback) dan tidak langsung (delayed feedback).
Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung
atau ada kemungkinan bisa berbicara langsung seperti dalam komunikasi
antarpersona. Dalam komunikasi massa umpan balik biasanya tertunda/ tidak
langsung (delayed). Umpan balik tidak langsung ini misalnya ketika seorang audience
mengirimkan surat pembaca atau menelepon redaksi.
Selain feedback langsung dan tidak langsung, umpan balik dibedakan pula atasinternal
feedback dan external
feedback. Internal feed terjadi misalnya ketika seorang
komunikator sadar atas kesalahan yang telah dilakukannya tanpa harus menunggu
respon dari audience. Sedangkan external feedback diterima dari audiens yang memiliki karakteristik; representative,
indirect, delayed, cumulative, institutionalized. (Ardianto, 2007;48).
5. Gangguan.
Ganggunan
komunikasi selalu ada. Secara garis besar dibagi menjadi dua bentuk yakni
gangguan saluran dan gangguan semantic. Gangguan saluran dalam media cetak
dapat berupa kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraf yang dihilangkan.
Dalam media eletronik dapat berupa suara yang terputus, gambar yang tidak
jelas, gangguan sinyal dan lain sebagainya. Sedangkan gangguan semantic dapat
berupa gangguan yang berkaitan dengan bahasa. Gangguan semantic bisa
diakibatkan oleh komunikator atau pun komunikan itu sendiri. Gangguan semantic
berkaitan dengan makna yang diinterpretasikan oleh audiens.
6. Gatekeeper
Gatekeeper
dapat diistilahkan sebagai individu-individu atau sekelompok orang yang
memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi massa. (John R.
Bittner, 1996). Ia merupakan orang yang berperan penting dalam media massa seperti
reporter, editor (Nuruddin, 2007:125), redaktur, direktur. Fungsi gatekeeper
adalah mengevaluasi isi media agar sesuai dengan kebutuhan khalayaknya.
7. Regulator
Institusi
media memiliki kepentingan yang saling terkait dengan pihak lain. Ia sekaligus
sebagai mitra dan sumber berita, dapat berupa masyarakat luas atau institusi
baik swasta atau pemerintah. Peran Regulator hampir sama dengan
gatekeeper, namun regulator bisa bekerja di luar institusi media yang
menghasilkan berita. Regulator bisa menghentikan aliran berita dan menghapus
suatu informasi, tapi ia tidak dapat menambah atau memulai informasi. Bentuk
regulator seperti halnya sensor.
Ada
lima macam regulator pada proses komunikasi massa (Ardianto, 2007:39), yaitu;
a. Pemerintah
adalah regulator utama, meskipun undang-undang menjamin kebebasan pers.
b. Sumber
informasi juga bisa mempengaruhi arus berita, dengan cara menahan yang satu dan
memberikan yang lain.
c. Pengiklan
d. Organisasi
profesi.
e. Konsumen
komunikasi massa pun dapat menjadi regulator dengan cara mengontrol pembelian
seperti halnya kasus playboy.
f. Selain
5 point yang disebutkan diatas, satu hal yang memiliki fungsi regulator adalah
Undang-undang Pers berserta undang-undang turunannya sebagai produk dari berbagai
komponen yang berkepentingan.
8. Filter
Filter
merupakan kerangka pikir audiens yang kemudian digunakan untuk menyaring pesan
yang diterimanya. Filter dalam komunikasi masa dapat berupa norma budaya,
psikologi dan secara fisik.
Walaupun
pada dasarnya memiliki substansi yang sama dalam komunikasi secara umum,
komponen komunikasi massa memiliki jaringan yang cukup kompleks karena
berkaitan dengan institusi interna eksternal beserta sejumlah kepentingan juga
berkaitan kepentingan khalayak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar